Mohon tunggu...
IBM Jaya Martha
IBM Jaya Martha Mohon Tunggu... Insinyur - Mardi Siwi

Masa lalu biar berlalu, masa depanpun belumlah pasti, selalu bersyukur masih bisa bergembira hari ini ...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kematian

6 Oktober 2021   11:07 Diperbarui: 6 Oktober 2021   11:10 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

BG 15.07: Para makhluk hidup di dunia yang terikat ini adalah bagian-bagian abadiKu. Karena kehidupan yang terikat, mereka berjuang sangat keras dengan enam indera, termasuk pikiran.

Mendengar berita kematian kita merasa takut, karena merasa kematian akan menghancurkan segala sesuatu yang telah memberi arti dalam hidup. Ketika menganggap kematian sebagai penghancur arti kehidupan, kita panik bahkan ingin melawan kematian. Namun kita harus sadar, kematian adalah keniscayaan dan tak terhindarkan.

Bisakah kita melihat kematian secara positif? Bahwa kematian bukan penghancur makna kehidupan, namun itu adalah momen untuk mempercepat tercapainya tujuan hidup itu sendiri. Bagaimana caranya ? Budaya dan agama Hindu mengajarkan kita, bagaimana memahami apa yang benar-benar bermakna dan menjadi tujuan hidup kita.

Waktu kecil, bermain ke pantai lovina, menganggap membangun istana pasir di pantai, sebagai sesuatu yang sangat bermakna dan menjadi tujuan selama berwisata di sana. Seiring berjalan waktu, ketika sudah dewasa, membangun rumah yang nyaman untuk ditinggal bersama keluarga, adalah sesuatu tujuan yang sangat bermakna. Artinya, ketika seseorang tumbuh secara biologis dan psikologis, konsep tentang makna dan tujuan hidup berubah dan berkembang.

Ketika mulai tumbuh dewasa secara spiritual, konsep tentang makna hidup berubah, seiring pendalaman rohani kita. Dalam setiap persembahyangan, kita berusaha untuk menghubungkan diri dengan Hyang Widhi, yang merupakan sumber dan pemelihara semua yang berarti dalam hidup ini. Kita mengupayakan segala kemampuan dan usaha saat ini, sebagai evolusi spiritual menuju Sang Paramaatma.

Dengan melaksanakan berbagai upacara Yadnya, kita berusaha berlatih bhakti-yoga untuk menjalin hubungan penuh kasih dengan Nya, turut ngayah di setiap acara, bersama krama banjar lain, dalam suasana gotong royong tolong menolong dalam suka dan duka, itu akan melatih jiwa pelayanan dan kontribusi, agar kegiatan upacara selesai dengan baik (labda karya).

Aktifitas yang penuh pengabdian tersebut, semoga bisa menghasilkan sesuatu yang berharga sebagai warisan, dalam membuat tempat suci yang diempon khususnya dan banjar jakarta utara pada umumnya, menjadi makin baik. Dengan menggabungkan diri sebagai krama banjar dalam melaksanakan Yadnya, kita akan terlatih menuju tujuan hidup yang sesungguhnya, yakni cinta tulus abadi kepada Hyang Widhi yang bersamayam di Sunya Loka.

Dengan giat melaksanakan Yadnya bersama-sama krama banjar yang lain, usaha dan keberadaan kita menjadi lebih berarti. Apalagi sebagai pengempon Pura Dalem Purna Jati dan juga sering ngayah di Graha Yadnya Rumah Duka Hindu, menjadi selalu ingat akan kematian yang tak terhindarkan. Ingat akan kematian, bisa mengalihkan fokus dari hal-hal duniawi yang dangkal dan kurang bermakna, ke realitasi spiritual sarat makna.

Dengan demikian, perlahan tumbuh keyakinan dalam bathin, kematian bukan sebagai penghancur makna kehidupan, namun bisa menjadi pemulih makna kehidupan yang sesungguhnya. Kematian adalah jalan bagi sang Atman untuk bersatu dengan sang Paramatma.

Teriring doa yang dipanjatkan, semoga sang palatra mendapat tempat di Sunia Loka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun