Mohon tunggu...
IBM Jaya Martha
IBM Jaya Martha Mohon Tunggu... Insinyur - Mardi Siwi

Masa lalu biar berlalu, masa depanpun belumlah pasti, selalu bersyukur masih bisa bergembira hari ini ...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani

21 Agustus 2020   17:45 Diperbarui: 21 Agustus 2020   20:41 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua puluh delapan tahun lalu, setelah lulus ITB Teknik Informatika, saya memulai karir sebagai tenaga pendidik di perguruan tinggi swasta. Satu dekade jadi tenaga pendidik, pindah profesi ke dunia perbankan sebagai technical project manager. Dari pengalaman yang diperoleh, didukung sertifikasi A Guide To Project Management Body Of Knowledge (PMBOK), dunia pendidikan “menarik” saya lagi, untuk mengajar PMBOK bagi para pengelola Project Management Unit (PMU), di proyek-proyek yang didanai Islamic Development Bank (IDB). Setelah IDB, lalu menjadi konsultan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, yang tugasnya menciptakan sistem lalu mengajar para ASN yang ditunjuk, untuk menggunakan Sistem Dashboard, yaitu sistem dokumentasi digital kegiatan pertemuan, penyusunan, penggandaan, pengadaan dan perjalanan. 

Dan akhirnya, sejak 2015 sampai sekarang, bekerja di Indoguna Utama Group sebagai manajer IT, yang salah satu tugas pokok dan fungsinya, memberi dukungan teknis kepada seluruh pengguna sarana IT di pusat maupun di beberapa unit usaha lain, yang tersebar berjauhan secara geografis. Tujuannya untuk memperlancar kegiatan pelaksanaan manajemen rantai pasokan yang dilaksanakan (food supply chain management). Dengan tugas ini, ternyata saya intensif “mengajar” lagi. Mengkoordinasi tim implementor yang mengajar para business owner dan key person di berbagai unit usaha, agar memahami business case dan cara menggunakan SAP Business One, untuk mendukung kegiatan bisnis. Mengajar staf kendaraan mengoperasikan Fleet Management System, untuk memonitor pemeliharaan ratusan kendaraan perusahaan. Mengajar para kasir di jaringan toko daging, menggunakan online Point Of Sales. Mengajar, mengajar dan mengajar itulah salah satu tugas yang dikerjakan, agar pihak terkait lancar menggunakan sistem, baik yang dibeli maupun diciptakan tim internal.

Awal Mei lalu, ketika ada momen merenungkan perjalanan karir, ternyata dimanapun bekerja, takdir menggiring saya untuk mengajar. Karena itu, menjadi tergelitik memperdalam ilmu mengajar, yang selama ini hanya “common sense”. Saya searching, akhirnya mampir ke Google Certification for Educator. Materinya sistematis dan relevan dengan apa yang telah dialami, baik saat jadi tenaga pendidik, pendamping (coaching) dan pelatih (trainer). Situs berisi ilmu mengajar dan pengenalan alat bantu Google untuk guru. Di akhir unit, ada soal latihan untuk menguji pemahaman, sampai kita siap mengikuti Google Certified Educator Exam. 

Selesai belajar, saya mendaftar ujian sertifikasi Google Certified Educator (GCE) Level 1. Setelah membayar USD 10, tanggal 1 Agustus 2020, saya ikut ujian online selama 3 jam dari rumah, terdiri ujian teori dan praktek. Lumayan sulit, namun beberapa hari kemudian ada email yang menyatakan lulus. Tidak menunggu lama, saya belajar dan ikut ujian lagi, kali ini lebih sulit bahkan ada satu soal yang tak sempat diselesaikan, namun tanggal 17 Agustus 2020, ternyata saya dinyatakan lulus Google Certified Educator Level 2. Ada rasa bahagia, karena usaha belajar tidak sia-sia. Langkah selanjutnya, jika ada waktu dan kesempatan, saya berjuang kembali untuk Google Certified Trainer, kelompok elit yang sampai 21/8/2020 hanya ada 16 orang di Indonesia.

Setelah dapat sertifikat ini, saya berusaha menerapkan berbagai alat bantu Google dalam kelas pelatihan, agar bisa melancarkan tugas sebagai IT Manager, yang sering harus melatih peserta yang lokasi kerjanya tersebar berjauhan. Dan juga berharap, semoga tulisan ini, bisa menginspirasi rekan-rekan tenaga pendidik (guru, ustadz dan dosen), untuk belajar mengintegrasikan teknologi pada proses belajar mengajar di Google For Education. Dengan memahami materi dan alat Google yang tersedia, akan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, sekaligus mempertahankan mutu standar nasional pendidikan baik di sekolah maupun madrasah, walau dalam keadaan pandemi.

Saran saya, sebagai tenaga pendidik di unit kerja masing-masing, agar mampu menjadi agen perubahan untuk kebiasaan baru (new normal) belajar jarak jauh, kita perlu:

  1. Melakukan evaluasi diri, sehingga bisa menyimpulkan, apa pengetahuan dan pengalaman yang telah kita lalui sebagai tenaga pendidik, sehingga menemukan kiat agar menjadi “guru” yang lebih baik di masa depan.

  2. Mari secara aktif, mencari sumber belajar dan pengalaman baru untuk melakukan perbaikan berkesinambungan proses belajar mengajar yang kita pimpin.

  3. Menyadari, selain menjadi “guru”, kita adalah insan pembelajar, yang akan terus menimba ilmu, semasih hayat dikandung badan.

Hasil evaluasi diri yang saya lakukan, menorehkan inspirasi terkait beberapa hal yang akan diperbaiki ke depan: 

  1. Untuk menjadi tenaga pendidik yang baik, perlu lebih banyak mendengarkan masukan dari peserta didik atau siapapun yang ikut dalam sesi pelatihan atau kelas yang kita pimpin. Kita harus menghargai peserta secara profesional dan mendukung mereka untuk berpikir mandiri dan merdeka.

  2. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun