Terus terang saya tidak tahu sejak kapan orang Indonesia mengenal mudik lebaran. Mungkin setelah penduduk mulai bergerak meninggalkan kampung halamannya untuk berbagai keperluan. Di antara mereka tentu ada yang pergi tempat lain untuk mencari nafkah. Ada pula yang menikah dengan penduduk daerah lain. Kerinduan dengan kampung halaman dan keinginan untuk mengunjungi dan bersilaturahmi dengan orangtua atau sanak-famili itulah yang menyebabkan mereka pulang kampung.
Puncak arus balik diprediksi akan terjadi di pada 2 Agustus 2014. Oleh karena itu kepolisian diharapkan dapat meningkatkan pengamanan lalu lintas untuk menyambut datangnya para pengemudi yang hendak kembali ke kota-kota besar. Mengapa hal tersebut menjadi penting karena dalam kurun waktu beberapa hari sejak H-2 Hari Raya Idul Fitri hingga saat ini sudah banyak terjadi kecelakaan yang didominasi oleh para pengendara sepeda motor.
Tingginya kecelakaan mudik Lebaran setiap tahunnya yang dialami para pengendara sepeda motor tak pernah membuat kapok. Setiap tahunnya para pemudik tetap dengan semangat memacu sepeda motornya pulang kampung. Kebanyakan mungkin berpikir soal mati itu urusan Tuhan. Padahal kebanyakan kecelakaan yang terjadi karena masalah tidak disiplinnya para pemudik dalam mengendarai kendaraannya.
Himbauan demi himbauan sudah dilakukan. berbagai cara dilakukan, agar pemudik tidak membawa sepeda motornya. Bahkan penyediaan Bus Gratis dan Truk yang mengangkut sepeda motor juga sudah diadakan, tetapi masih saja sulit mencegah para pemudik untuk tidak mudik menggunakan sepeda motornya. Hal ini terjadi karena selain praktis juga murah meriah pengeluarannya. Selain itu dengan membawa pulang kendaraan nantinya bisa digunakan di kampung untuk bersilaturahmi dengan sanak saudara di kampung. Satu hal yang menjadi penyebab utama banyaknya terjadi kecelakaan adalah menyangkut ketidak-disiplinan para pengendara. Apalagi memanfaatkan momentum mudik dengan mengabaikan rambu-rambu lalu-lintas. Dimana polisi agak longgar terhadap perilaku para pengendara.
Semakin banyaknya para pemudik menggunakan sepeda motor untuk pulang kampung, karena memang transportasi massal yang ada saat ini belum memadai untuk mengantisipasi para pemudik. Itulah sebabnya sepeda motor menjadi pilihan yang sangat disukai. Masalah nanti terjadi kecelakaan itu urusan nanti. Jika dipikir-pikir Lebaran yang menjadi saatnya untuk bersuka cita namun berakhir dengan petaka memang menjadi hal yang konyol. Apalagi lalu dengan pasrah mengatakan, bahwa ini sudah kehendak Tuhan.
Mungkin masih menjadi impian bahwa rakyat Indonesia suatu saat bisa mudik dengan nyaman menggunakan bus atau kereta api dengan selamat sampai tujuan. Atau juga suatu saat tidak perlu lagi harus jauh-jauh pergi ke kota mencari pekerjaan. Karena di daerah sendiri sudah tersedia lapangan kerja yang memadai untuk hidup karena jika berpikir dengan logika yang jernih adalah sama saja apabila bekerja di daerah sendiri daripada harus bertaruh nasib ke Jakarta yang notabene memiliki biaya hidup yang tinggi sehingga berbanding lurus dengan tingginya upah oleh karena itu jauh lebih baik mencari pekerjaan di kampung halaman saja selain lebih dekat dengan orang tua juga biaya hidupnya tidak tinggi dan yang lebih penting tidak mengalami kepanasan dan kebosanan yang parah di jalanan, berdempetan dan berdesak-desakan di dalam kereta api, dsb. Akhir kata semoga perjalanan kembali anda sekalian dilindungi dan diberkati oleh Allah Yang Maha Kuasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H