Ideologi kelompok milisi ISIS dianggap sebagai pandangan yang sangat tidak realistis sehingga tidak menarik bagi kaum muslim moderat di Indonesia. ISIS dikenal ke masyarakat luas terutama melalui media internet yaitu youtube.com, dimana terdapat salah satu pengikut ISIS disertai beberapa rekannya yang mengajak para penonton untuk bergabung dengan ISIS. Selain melalui pengajian dan pertemuan-pertemuan keagamaan.
Sampai saat ini belum diketahui data jumlah anggota ISIS, termasuk pengikutnya di Indonesia. Kelompok ini menggunakan media sosial dalam menyebarkan pengaruh dan merekrut anggota di seluruh dunia. ISIS memiliki akun Twitter bernama Fajr Al-Bashaer (@Fajr991) untuk merekrut anggota baru yang mau bergabung. Para pendaftar akan dimintai data personal dan selanjutnya mereka akan dikirimi berita seputar pertempuran ISIS di Irak dan Suriah serta perkembangannya.
ISIS merilis video di youtube yang berjudul ‘*Join The Ranks*’, isinya adalah seseorang yang menyebut dirinya Abu Muhammad Al-Indenosi meminta warga Indonesia untuk mendukung perjuangan ISIS menjadi khilafah dunia. ISIS menerbitkan surat kabar elektronik dan cetak dalam bahasa Inggris dan Arab. Mereka telah menerbitkan surat kabar “Dabiq” dan akan menerbitkan “Chalipate 2” yang didistribusikan ke seluruh wilayah Suriah.
Pada Sabtu, 9 Agustus 2014 lalu, Menteri Agama telah bertemu dengan hampir semua organisasi masyarakat dan organisasi kepemudaan yang berazaskan Islam seperti NU, Muhammadiyah, Persis, FPI, Forum Umat Islam, HMI, KAMMI, dan lainnya. Pada forum tersebut disepakati bahwa ISIS merupakan gerakan yang radikal dan tidak sesuai dengan Islam sebagai rahmatan lil alamin. Menag dan ormas Islam juga sependapat untuk menolak keberadaan gerakan ISIS di bumi Indonesia. Menag bahkan mengancam akan mencabut kewarganegaraan orang yang berangkat ke Irak/Suriah dalam rangka bergabung dengan ISIS.
ISIS merupakan sebuah pergerakan yang dibentuk karena konflik Sunni dan Syiah di Irak dan Suriah. ISIS bertujuan menumbangkan pimpinan Irak dan Suriah yang berafiliasi Syiah, sehingga tidak relevan bagi warga negara Indonesia untuk ikut bergabung dengan ISIS. Dikarenakan Umat Islam Indonesia yang semakin cerdas dan tidak akan mudah terpengaruh maka ISIS lebih menargetkan paham radikalnya ke generasi muda Islam yang dianggap mereka masih labil untuk dapat dipengaruhi dan bergabung dengan mereka. Oleh karena itu mari kita bersama-sama untuk melindungi generasi muda kita, anak-anak kita penerus bangsa ini dari pengaruh buruk dan paham radikal ISIS tersebut. Semoga generasi muda Islam Indonesia semakin cerdas dan tidak mudah diperdayai oleh pihak-pihak yang kurang cermat dalam menafsirkan Al-Quran. Karena sesungguhnya ISIS bukanlah untuk Indonesia terlebih lagi bukanlah wadah untuk mewujudkan Jihad melainkan paham sesat yang dapat merusak generasi penerus bangsa ini.
Ekspansi yang dilakukan ISIS hingga ke Indonesia, yang menurut media telah merambah hingga ke berbagai daerah di nusantara ini, merupakan suatu permasalahan yang besar yang harus diwaspadai bukan hanya oleh pemerintah dan aparat keamanan saja tetapi oleh segenap komponen dan tumpah darah bangsa ini khususnya umat muslim Indonesia, sebab pengaruh dan paham ISIS ini akan merusak dan juga menghancurkan pundi pundi kehidupan bangsa, dan juga merusak kedaulatan sebuah negara, dimana Indonesia adalah Negara kesatuan yang utuh dengan Pancasila dan Undang Undang akan terancam apabila, pendekatan ISIS dengan semangat sektarianisme terhadap umat islam yang ada di biarkan di Indonesia.
Indonesia merupakan Negara yang mayoritas muslim sehingga dengan dalih jihad para kelompok ini mampu mengajak dan mempengaruhi beberapa kaum muslim untuk bergabung dalam ISIS, dengan demikian maka paham-paham yang
demikian ini akan menjadi masalah besar bagi ideologi Pancasila. Meski dengan dalih menciptakan Negara islam, dan juga mengaku Islam gerakan ini sangat tidak relevan dengan ajaran islam sesungguhnya, dan secara substansial gerakan ini merupakan gerakan penjajah dalam melakukan ekspansi kenegara lain untuk menciptakan Negara baru, metode penjajahan era baru dengan bertopengkan agama, melalui metode syariat, dan juga baiat, agar
terkesan lebih halus dalam peruntuhan suatu Negara dan memang kita akui sangatlah efektif.
Kekuatan suatu Negara saat ini adalah berdasarkan keyakinan, agama menjadi salah satu penentu kebijakan, kebijakan hukum yang ada sehingga penjajahan yang sangat kompleks saat ini adalah penjajahan ideology dalam agama untuk merubah maidset warga Negara. Gerakan Islam Iraq dan Suriah (ISIS) ini merupakan bentuk gerakan penjajahan yang secara tekstual dipahami sebagai pemahaman keagamaan yang salah.
Oleh sebab itu Negara kesatuan Indonesia yang utuh ini tetaplah harus dijaga dan dipelihara, filterasi datangnya pemahaman asing, pelajari keyakinan secara konseptual, dan kontekstual, dan juga tindkatkan toleransi dan solidaritas antar sesama. Sebab dengan semangat persatuan dan kesatuan serta berpegang teguh pada Pancasila sebagai falsafah bangsa, maka Indonesia akan tetap menjadi bangsa yang ‘Bhineka Tunggal Ika’.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H