Dekade 1990-an pemimpin Afrika Selatan, Nelson Mandela berkunjung ke Indonesia. Dalam kunjungan selama 19-22 Oktober Mandela menyempatkan diri mengunjungi Gedung Museum Konfrensi Asia Afrika di Bandung.
Bagi Mandela, Gedung Konfrensi Asia Afrika punya makna penting. Di gedung ini, pada 1955 semangatnya untuk memerdekakan Afrika Selatan dibakar Soekarno.
Tapi betapa terkejut dan herannya Mandela, ketika di gedung yang amat bersejarah bagi bangsa-bangsa di Asia-Afrika, itu tak ada foto mantan Presiden Soekarno. Yang ada hanyalah foto Ali Sastroamidjojo dan Roeslan Abdulgani sebagai pejabat yang terlibat mengurus Konferensi Asia Afrika.
Padahal di mata Mandela, Soekarno lah penggagas Konfrensi Asia Afrika. "Where is the picture of Soekarno. Every leaders from Asia Africa came to Bandung because Soekarno, where is his picture? (Dimana gambar Soekarno. Seluruh pemimpin di Asia Afrika datang ke Bandung karena Soekarno. Dimana gambarnya?)" tanya Mandela kepada para pejabat Muspida Jawa Barat yang saat itu mendampinginya.
Mendengar pertanyaan Mandela, para pejabat Muspida Jawa Barat kalang kabut. Mereka kebingungan mencari jawaban. "Gambar Soekarno saat itu tidak terpasang di tempat yang seharusnya sesuai peran sejarah beliau," kata Sidarto Danusubroto, ajudan terakhir Soekarno, saat menceritakan kisahnya kepada saya di Jakarta, Rabu (14/8)
Saat Mandela ke Bandung, Sidarto menjabat sebagai Kapolda Jawa Barat periode 1988-1991. Mantan ajudan terakhir Soekarno yang sekarang menjabat sebagai Ketua MPR ini mengatakan pertanyaan Mandela membuktikan betapa kuat proses de-soekarnoisasi yang dilakukan pemerintah Orde Baru terhadap Soekarno. Berbagai upaya dilakukan untuk mereduksi peran sejarah Soekarno.
"Padahal Konfrensi Asia Afrika 1955 dihadiri banyak pemimpin Asia Afrika seperti Gamal Abdul Nasser (Mesir), Jawaharlal Nehru (India), Chou En Lai (Cina), Ho Chi Minh (Vietnam), Nrukamh, Norodom Sihanouk (Kamboja). Ini adalah bukti pengakuan bangsa Asia Afrika kepada kepemimpinan Soekaro-Hatta," ujar Sidarto.
Dalam memoarnya "Sidarto Danusubroto Ajudan Bung Karno: Sisi Sejarah Yang Hilang Masa Transisi Di Seputar Supersemar", Sidarto menceritakan alasan Mandela sangat apresiatif dan menghormati Soekarno. Menurut Sidarto, Mandela terkesima dengan pidato pembukaan Soekarno di Konferensi Asia-Afrika.
"Kalau saya melayangkan pandangan saya dalam gedung ini dan melihat para tamu yang terhormat berkumpul di sini, saya sungguh terharu. Inilah konferensi antarbenua yang pertama dari bangsa-bangsa kulit berwarna sepanjang sejarah umat manusia!," kata Soekarno, saat berpidato ketika itu.
"Adalah satu babakan baru dalam sejarah dunia, bahwa pemimpin bangsa-bangsa Asia Afrika dapat berkumpul di dalam negeri-negerinya sendiri untuk merundingkan dan mempertimbangkan masalah-masalah mengenai kepentingan bersama." o.
Mendengar pidato Soekarno itu, kata Sidarto, semangat Mandela untuk memerdekakan rakyat Afrika Selatan dari penjajahan Inggris terlecut! Sampai akhirnya pada 31 Mei 1961 Afrika Selatan berhasil mencapai kemerdekaan.