Mohon tunggu...
Ahmad Jayakardi
Ahmad Jayakardi Mohon Tunggu... pensiunan -

Kakek2 yang sudah males nulis..............

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Mobil Jadul di Indonesia : Legenda Sang Kodok

16 Mei 2015   02:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:59 4853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sang Kodok, sebutan khas Indonesia untuk mobil Volkswagen Type 1 atau VW  Beetle yang klasik itu. Mobil terlaris di dunia yang hanya dikalahkan oleh Toyota Corolla (meskipun Corolla berganti desain lebih dari 10 kali), dan saudaranya yang lebih muda VW Golf (meskipun Golf bukan mobil sangat populer di sini).

Sejarah sang Kodok memang gak bisa dipisahkan dengan sejarah mobil Volkswagen. Karena mobil ini memang produksi pertama yang melambungkan nama (dan logo)  VW ke puncak dunia.  Konon Adolf Hitler, yang ketika jadi kanselir, memerintahkan Ferdinand Porsche untuk membuat mobil rakyat (=volkswagen) yg bisa mengangkut penumpang 5 orang, dengan konsumsi bbm seliter 14km. Jadilah KdF (Kraft durch Freude)Wagen yang konsepnya pertama kali jadi tahun 1934, yang dianggap sebagai hari jadi VW.

Selama perang (Dunia II, 1939-1945) mobil ini diproduksi untuk keperluan perang dalam bentuk Kubelwagen, atau Schwimwagen (yg bisa berenang itu). Tapi praktis produksi baru dimulai (kembali) sejak 1946, dan baru benar2 digenjot produksinya secara massal sejak 1949.  Tahun 1978 pabrik VW Jerman menghentikan produksi type ini. Tapi pabrik di Mexico baru benar-benar menghentikan produksinya tahun 2003.

Mobil ini masuk ke Indonesia, konon.....  sejak 1947.  Tapi itu konon, dan yang nulis belum pernah liat. Jadi ..... cerita sang Kodok di sini, dimulai sejak versi 1949, karena versi itulah yang eksis di Indonesia (meskipun lansiran 1949 itu jadi barang langka bukan main).  Sang Kodok versi terakhir yg ada di Indonesia hanya sampai 1976.  Semuanya bentuknya nyaris sama, dengan konsep mesin di belakang tanpa radiator, lima penumpang dan hanya dengan 2 pintu.

Meskipun sejak tahun 2000 VW merilis New Beetle, tapi konsep mobilnya jauh berbeda (meskipun bentuknya mirip). Pun para pemilik mobil versi ini juga ogah kalo mobilnya digolongkan sebagai Kodok. Jadi mobil versi ini gak masuk dalam cerita legenda ini.

*

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="(cargurus.com)"][/caption] Yang ini versi 1951. Meskipun detilnya benernya beda dengan 1949, tapi gak banyak. Yg ini versi yg atapnya bisa dibuka-tutup (ragtop, istilah teman2 VWClub). Kalo ragtopnya asli (bawaan dari pabrik, bukan hasil oprekan),  juga termasuk versi dengan kategori amat langka. Perhatikan saja kaca belakangnya yg belah dua itu..... Split window model gitu cuma sampai 1953. Bukaan deket spatbor depan itu apa? Itu jendela AC, sodara! (AC = Angin Cepat), biar kaki penumpang gak ‘sumuk’ kalo mobil jalan. Jendela ini gak ada di versi 1949. Tapi eh,...... kaca spionnya cuma sebelah? Yak, itu aslinya. Di Indonesia spionnya (sekalian ama setirnya....),  ada di kanan!. Pengemudi jaman dulu tertib sodara.... gak ada yg nyerobot dari kiri. Yang gak ada digambar ini adalah lubang ditengah bemper belakang, untuk memasukkan tuas engkol (atau slenger) kalo aki si mobil sedang ngadat gak bisa distarter (berarti bempernya gak asli).

Lampu belakang yg keciiiiil itu juga sekseh. Cuma buat lampu belakang (tail-lamp) dan lampu rem saja. Hlo, lampu sein-nya mana? Perhatikan garis dobel di belakang pintu. Itulah sein-nya. Namanya sein model semafor (semaphore-sign) alias sein yg menyala sambil ‘ndaplang’.  Kalo si lampu sedang males dan ogah keluar ndaplang? Tangan penumpanglah mesti keluar menegakkannya, atau tangannya sama sekali mesti ndaplang menggantikan seinnya. Sein model semafor ini dipakai sampai tahun 1959..........

[caption id="" align="aligncenter" width="384" caption="(curbsideclassic.com)"]

[/caption] Mari tengok interiornya, sodara.

Yang di gambar ini asli versi 1949. Tentu saja (pasti!),  ini hasil restorasi, karena jok (alias tempat duduk penumpang)nya yang asli tidak seperti itu. Semua panel instrumen disusun secara fungsional, gak ada unsur pemanis sedikitpun. Lingkar kemudi (stang stir) fungsional banget dengan tombol klakson di tengah. Dan jangan lupa meskipun mobil jadul, istilah power-steering, power-window ataupun power-brake sudah dikenal ....... alias semuanya dikendalikan dengan full power,  dengan sepenuh tenaga sampai ngos2an........

[caption id="" align="aligncenter" width="384" caption="(en.wikipedia.org)"]

[/caption] Tombol sein semafor yg itu ada di atas, dibawah kaca (yg menungul putih itu). Kunci kontak ada dibawah panel speedometer. Tapi itu cuma buat nyalain aki aja ya. Soal starter mesin, itu urusan tombol putih bundar dibawah tombol sein.  Orang Eropah mengoperasikannya pake tangan kanan, orang Endonesa pake tangan kiri. Tombol lampu dan wiper ada sebelah-menyebelah kunci kontak. Disebelah kiri pedal kopling, ada tombol kaki (yg bundar),...... itu dimmer, buat merubah arah lampu jauh-deket..... Tuas di kaki untuk buka-tutup flap angin cepat belum ada di versi 1949. Juga tuas rem tangan (hand-brake), yg baru ada di versi 1951. Gak usah tanya sound system apa segala yak? Tapi meskipun belum pake digital, tapi jam ada di panel tengah dasbor yang tempatnya strategis hingga bisa diliat penumpang belakang. Jam itulah yg jadi urusan besar buat pemilik ketika merestorasi mobilnya (karena yang orisinal susaaaaaah didapat).

Udah segitu aja.... Membahas versi 1949 aja segini panjangnya. Padahal selalu ada perbedaan setiap tahun.

*

[caption id="" align="aligncenter" width="381" caption="(cargurus.com)"]

[/caption] Versi 1954-1959, kaca belakang tidak lagi terpisah, tapi masih berbentuk oval * [caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="(auto.hostuffworks.com)"]
(auto.hostuffworks.com)
(auto.hostuffworks.com)
[/caption] Versi 1960-1969, kaca belakang lebar, lampu sein gak ndaplang lagi. Tahun 1966 mesin bawaan bayi 1.100 cc diganti dengan mesin 1.200 cc yang lebih bertenaga.

Inget film "The Love Bug" bikinan Disney yg pertama dirilis tahun 1968 itu? (sekuelnya terakhir tahun 2005). Tokoh Herbie itu adalah si Kodok bikinan 1963.

*

[caption id="" align="aligncenter" width="432" caption="(flickr.com)"]

[/caption] Versi 1302, 1970-1976 (di Indonesia), mesinnya ganti lagi jadi 1.300 cc .

*

[caption id="" align="aligncenter" width="496" caption="(sebeetles.com)"]

[/caption] Versi mewah 1303, pertama nongol tahun 1973, mesin sama 1.300cc,  lampu belakang dan interiornya beda... [caption id="attachment_359442" align="aligncenter" width="420" caption="(thesamba.com)"]
14283750941906554705
14283750941906554705
[/caption] *

Itu semua versi standar pabrik. Yg versi ‘limited edition’ juga ada. Ragtop itu dibikin sejak 1951. Lalu versi Cabriolet (atapnya bisa dibuka), yg perangkat buka-tutup bikinan Karmann, aslinya ada sejak 1967

[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="(discountcabrio.com)"]

[/caption] * [caption id="attachment_359444" align="aligncenter" width="432" caption="(cabri_peechtreeclassiccar.com)"]
14283753041958250770
14283753041958250770
[/caption] Bulu mata (istilahnya memang eye-brows), eh .... tudung lampu depan yang sekseh itu optional,  hanya bisa dipakai sejak versi 1967 (kecuali kalo lampunya diperkosa, eh, ....... diganti oleh pemiliknya).

*

Meskipun dari luar keliatannya desain mobil ini praktis tidak berubah sejak kelahiran (1934) sampai kematiannya (2003), tapi sebenarnya suku cadang mobil ini berbeda dan tidak kompatibel sesamanya. Kanvas rem yang dipakai mobil tahun 1961 berbeda mobil 1962. Dinamo wiper 1970 gak bisa dipasang di mobil 1971. Tapi ajaibnya, sukucadang mobil ini masih tersedia lengkap, sampai saat ini. Praktis tidak ada satupun mobil ini menjadi bangkai atau dijual di loakan secara kiloan. Makin tua umurnya, harga jualnya makin gilaaaa.....

Itulah ulah kreatif para mekanik Indonesia. Jangankan cuma mengganti atau memperkosa suku cadang, mengganti seluruh komponen mesin dengan yg baru pun oke. Mengoprek mesin tanpa radiator sehingga bisa dipakai di sini, pun jago. Mesin berpendingin udara tanpa radiator itu seharusnya gak cocok dipakai di Indonesia. Di jalanan macet, atau di tanjakan panjang, ketika tenaga mesin digenjot, sang mesin tiba2 saja bisa ngadat. Mati di tempat tanpa pake teriak dulu. Gimana solusinya?

Bawa mobilnya ke pinggir jalan. Lantas buka kap mesinnya (eh, kap yg belakang ya? Kalo kap yang depan,  si mesin gak bakal ada!). Terus?......... Ya cuekin aja. Tinggal ngopi sama ngudud barang 10-15 menit, tutup kembali kapnya, starter ulang dan...... jreeeennnng,......... si mesin udah gak lagi ngambek sampai dia kepanasan lagi.

Jangankan cuma mengatasi masalah sepele seperti itu. Memasang perangkat AC (yg dimobil aslinya gak pernah ada) pun mampu, tanpa menimbulkan masalah berarti pada kinerja mobil bermesin asli 1.100 cc itu. (mesin bawaan bayi sebelum 1966)............

Karena itu, sangat susah melihat ‘orisinalitas’ mobil ini di jalanan. Karena mobil lansiran 1959 kebawah cukup langka, banyak pemilik Kodok 'baru' (istilah untuk Kodok setelah 1965) lantas teganya, teganya, teganya memperkosa, eh, ........ mengganti  kaca belakang mobilnya dengan yg oval atau bahkan dengan split window…… biar keliatan keren gitu loh!

*

Mesin dengan baru dengan spek buat balapan yang 3.000 cc saja ada

[caption id="attachment_359449" align="aligncenter" width="422" caption="(sunsetclassic.com)"]

14283754322044978190
14283754322044978190
[/caption] Mesin 3.000 cc dengan turbocharger. Akselerasi 0-100km/jam cuma seputar 5 detik! Tapi konsumsi bbm-nya gak usah nanya…………

*

Eh, ada yg pengen ikutan narsis…….

[caption id="attachment_359452" align="aligncenter" width="378" caption="hwadduh, Kodok piaraan sapa sih ini, ikutan narsis?"]

1428375742544889308
1428375742544889308
[/caption] *

Semua versi (1949-1976) termasuk semua model 'limited edition' yang disebutkan di tulisan ini, ada di Indonesia. 90% dalam kondisi terawat baik dan jadi mobil klangenan........... Harganya? Auk ah, gelap!

It is not just a car, mas! ......It is Volkswagen! (gitu kata teman2 VWClub)

VW jadul di Indonesia gak cuma sang Kodok. Ada juga si Kombi alias si Roti Tawar yg juga melegenda. Ada juga si Variant, pak  Camat, mas Karmann (Ghia), dik Golep atau kang Passat. Tapi nulisnya kapan2 aja lah............

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun