Mohon tunggu...
Ahmad Jayakardi
Ahmad Jayakardi Mohon Tunggu... pensiunan -

Kakek2 yang sudah males nulis..............

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Film Koboi yang Darderdor hingga yang Koplak...

8 Februari 2013   04:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:18 10367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film Koboi, atau Cowboy, sebutan populer untuk  film bergenre Western, katanya om Wiki adalah film yang bersetting akhir abad 19 di Amerika Serikat tentang perjuangan hidup para bule-bule petualang itu di "tanah harapan", di sebelah "Barat"  Eropah,  tempat asal mereka.  Film Koboi hampir selalu identik dengan maskulinitas, sangar, berdarah-darah,  dan pistol revolver yang isinya cuma 6 butir peluru tapi ditangan sang jagoan bisa membuat 20 orang berjatuhan gedebag-gedebug tanpa perlu mengisi ulang ..... [caption id="attachment_226060" align="aligncenter" width="280" caption="Roy Rogers,  era koboi klimis (jukkajoutsi.com)"][/caption] Soal pintarnya Amerika menjual budayanya keluar, memang masalah lain. Tapi nyatanya film koboi ini memang dikenal luas di seluruh dunia. Bahkan sejarahnya bisa dirunut sejak awal abad 20 ketika masih berupa film bisu, sampai sekarang.  Generasi seusia ayah saya mungkin akrab dengan film koboi legendaris High Noon (1952, Gary Cooper dan Grace Kelly).  Koboi jenis ginian dapat dilihat dari pemeran utamanya yg ganteng, bajunya bersih, tampang tercukur dan rambut licin bekas pomid. (Jaman doeloe ada 'gel' pelicin rambut yang baunya wangi tapi bikin saya muntah, namanya ..... 'pomade' ) Angkatan kakak-kakak saya lebih kenal dengan film karya John Sturgess  Magnificent Seven (1960, Yul Brynner, Steve Mc Queen, James Coburn). Adaptasi yang sukses dari film karya sutradara Jepang Akira Kurosawa, Seven Samurai (1954). Generasi saya lebih akrab dengan  tampang sangar Charles Bronson, Once Upon A Time In the West, 1968 (Mmmmmmm, mendem.....katanya selalu di iklan TVRI ketika itu) atau penampilan kucel Clint Eastwood dengan wajah dingin tak bercukur, topi laken, cerutu yang dikunyah di sudut mulutnya di The Good, The Bad and The Ugly (1966). [caption id="attachment_226064" align="aligncenter" width="349" caption="Clint Eastwood, era koboi bluwek (quora.com)"]

1360298009305095907
1360298009305095907
[/caption] Generasi saya juga 'belum' lupa akan riuh rendahnya bunyi tembakan sang jagoan yg bernama Django,  si Koboi Italia yang diperankan oleh aktor Italia Franco Nero.  Meskipun secara filmis, film-nya tidak bisa dikatakan bagus, film ini betul-betul meledak. Saking terkenalnya si Django sehingga dibuatlah sekuelnya berpuluh-puluh, hingga ada film yang judulnya bikin orang nyengir Django vs Frankenstein. Bahkan peti mati yang diseret kemana-mana oleh si Django (yang benernya isinya senapan mesin) juga ikut-ikutan beken.  Muncul lagi di film "A Coffin for Django" dan idenya disambar komikus Hans Djaladara sehingga jagoannya Panji Tengkorak menyeret peti mati isterinya dalam menuntut balas......  Django juga pernah jadi nama penjahit di Bandung, yang pemiliknya konon bernama Franco Amir ................. Generasinya mas Trihito mungkin lebih akrab dengan Young Guns (Emilio Estevez, Kiefer Sutherland, 1988) atau Clint Eastwood, tapi tapi sebagai koboi tua Pale Rider (1985).  Atau,  memang sungguh tak termaafkan kalau tak mengenal film koboi legendaris, Unforgiven (1992) yang memenangkan 4 Piala Oscar serta nominasi untuk 5 yang lain ptu. Juga mestinya gak lupa dengan filmnya Val Kilmer dan Kurt Russel arahan sutradara George P. Cosmatos .................. Tombstone (1993) . Film Koboi memang melintas jaman, bahkan juga melintas batas Amerika. Puluhan film koboi dibuat di luar Amerika. Canada, Inggris, Spanyol, Italia, Jepang, India. Bahkan Indonesia juga pernah membuat film Koboi. Film koboi bikinan 'luar' yang paling terkenal sepertinya memang karya sutradara Italia Sergio Leone. Film Koboi yang dijuluki Koboi Spaghetti, yang darderdor penuh kekerasan dan bersimbah darah, dibuat benar-benar di luar Amerika (Serikat). Karya film-film koboinya yang sering disebut "Dollar Trilogy" (A Fistful of Dollars 1964, For A Few Dollars More 1965, dan The Good, The Bad and the Ugly 1966) yang meskipun bukan sekuel, tapi benar-benar menghasilkan banyak dollar dan melambungkan nama Clint Eastwood. Clint Eastwood memang bisa di-identik-kan dengan fim koboi. Banyak sekali filmnya tentang koboi, baik sebagai pemain atau sebagai sutradara. Wajahnya yang dingin dan tanpa senyum itu pas banget memainkan tokoh jagoan koboi yang sangar di jaman yang penuh kekerasan. Tapi pernahkah melihat Clint Eastwood tetap dengan wajah tak berekspresi seperti biasanya itu menyanyi lagu cinta yang melo dan ditertawakan dalam film koboi yang koplak? Meskipun sebenarnya banyak juga sih koboi-koboi koplak bergentayangan di bioskop. Film koboi Indonesia kebanyakan juga koplak (Bing Slamet Koboi Cengeng, Kwartet Jaya, 1972 dan Koboi Sutra Ungu, PSP, 1978). Ada juga film koboi Jepang (lupa judulnya) yang ketika si jagoannya masuk ke Saloon melepas sepatunya dulu, darderdor di dalam dan keluar pincang berdarah-darah karena kakinya menginjak pecahan beling.... Tapi film koboi koplaknya Clint Eastwood mestinya punya nilai tersendiri.... [caption id="attachment_157780" align="aligncenter" width="202" caption="(en.wikipedia.org)"]
1327679588913673383
1327679588913673383
[/caption] Meskipun dirilis tahun 1969, film ini baru masuk ke Indonesia sekitar tahun 1976. Dibuat berdasarkan adaptasi skenario untuk drama musik dan jadinya memang sebuah film koboi yang pul musik. Dibuat dengan setting jaman demam emas di California tahun 1860an, film ini tidak darderdor seperti layaknya film koboi, tapi ngakak dari awal sampai akhir.  Skenarionya yang kuat memaksa kita untuk tertawa,  meskipun Clint Eastwood gak ngebanyol babarblas!. * Muziek stroomed van KoplakYo Band Sebagai pendahuluan postingan seorang teman tentang pilem koboi "DjangoUnchained"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun