Peresmian jalur arung jeram (rafting) Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, Sabtu-Minggu (27-28 Agustus 2016) memacu semangat baru para penggiat olah raga petualangan di Kabupaten Lebong. Tak terkecuali pemda setempat. Pasalnya, sejumlah peserta yang dibincangi media dan panitia kegiatan, mengaku puas dengan jalur yang sudah mereka arungi. Ungkapan kepuasaan itu, antara lain, disampaikan oleh Kapolda Bengkulu Brigjend Pol M. Gufron, Dandim 0409 RL, Letkol Kav. Hendra S Nuryahya, Bupati Bengkulu Selatan Dirwan Mahmud, Ketua KONI Provinsi Bengkulu Yuan Degama, dan tentu Bupati Lebong Rosjonsyah yang pada hari kedua (Minggu, 28 Agustus 2016) itu untuk kali pertama ikut langsung pengarungan.
Saking antusiasnya, Rosjonsyah mengajak Ketua DPRD Kabupaten Lebong Teguh Raharjo EP untuk bersama-sama komit memplot anggaran pengadaan perahu karet pada tahun yang akan datang. Tak tanggung-tanggung, Rosjonsyah menyatakan siap untuk memplot hingga 30 unit. "Asalkan tak ada insiden, kegiatan ini lancar, kita dukung. Tiga puluh perahu pun kita siap bantu," cetus Rosjonsyah.
Bahkan Dandim 0409 Rejang Lebong Letkol Kav. Hendra S Nuryahya berencana menggelar lomba dalam rangka HUT TNI ke-71 pada Oktober mendatang. Dandim mengaku sudah membahas rancana itu dengan Pemkab Lebong, FAJI Lebong dan FKPPI Provinsi Bengkulu dan pihak sponsor. Ia menegaskan, lomba itu sebagai salah satu wujud dukungan TNI dalam mendukung pembangunan di daerah.
Wisata dan olah raga arung jeram di Lebong memang baru tahun ini diangkat ke permukaan. Hasil bincang-bincang tak sengaja penulis dengan beberapa pihak menyatakan bahwa sejak era pemerintahan Bupati Dalhadi Umar (2005-2010), upaya mengangkat potensi arung jeram di Sungai Ketahun itu sudah pernah dirintis. Upaya itu tak berjalan mulus karena berbagai kendala, salah satunya komitmen pemerintah daerah.
Komitmen yang nyata dari pemerintah daerah memang baru terasa di masa kepemimpinan Bupati Rosjonsyah. Sebagai mantan atlet (pencak silat dan atletik), Rosjonsyah dengan mudah melihat masa depan dan manfaat arung jeram bagi daerahnya. Masa kecilnya yang biasa mengarungi sungai dengan batang pisang juga menjadi pemicu betapa menantang sekaligus menyenangkannya olah raga petualangan ini.
Lokasi pengarungan yang dilintasi peserta beberapa hari yang lalu dimulai dari Desa Talang Baru II, Kecamatan Topos dan berakhir di Desa Talang Ratu, Kecamatan Rimbo Pengadang. Untuk mencapai lokasi star, peserta diangkut pakai kendaraan roda empat selama sekitar 25 menit. Lama pengarungan mencapai 3 jam. Sepanjang rute yang dilalui, suguhan utama pengarungan ini adalah keindahan panorama alam. Ada dua spot yang berkesan: Nangai Silai atau yang kini disebut green canyon-nya Lebong dan lintasan gua. Lintasan gua ini sebenarnya lintasan dengan pemandangan dimana pohon-pohon di puncak dinding tebing saling bertemu sehingga menutup langit.Â
Panitia memang sengaja hanya membuka area wisata sebagai lokasi pengarungan. Selain karena perdana, pilihan itu juga mempertimbangkan resiko yang mungkin dihadapi jika pengarungan sampai ke area sport yang berada di hilir sungai. Karena safety, jalur wisata juga boleh dijajal peserta yang tak bisa berenang. Makanya rekan sekantor dan istri saya yang tak bisa berenang saya yakinkan ikut serta. Dan mereka mengaku puas.
Dengan semua potensi dan rencana itu, tentu menjadi tugas penggiat arung jeram di Lebong bersama stakeholders untuk mengoptimalkan kinerja. Wisatawan sudah mulai melirik, mengatur waktu agar bisa datang dan mencoba arung jeram Lebong. Waktunya sigap. Siap-siap!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H