Kondisi jalan yang mulus, jalan yang relatif lengang, ditambah laju kendaraan kami yang rata-rata 120 km/jam, kami akhirnya tiba di Pangururan sekitar pukul 00.10 WIB. Tiba di halaman RSUD Dr. Hadrianus Sinaga, kami tak lagi peduli rasa capek. Kami bergegas mencari petugas, mau bertanya letak Ruang Melati 4 Kamar Nomor 4, dimana bapak dirawat.
Puji syukur kepada Allah, mamak keluar menemui kami yang masih mencari-cari ruangan yang ditunjuk petugas yang saya temui di ruang IGD. Kami disambut isak tangis mamak. Ia lega kami bisa tiba dengan selamat. Kami pun bisa menemui bapak yang sudah siuman dan melewati masa kritisnya.Â
Bapak bersusah payah memeluk kami anak-anaknya, cucu dan menantu-menantunya. "Saya sudah sempat pesimis. Tapi luar biasa, tubuh bapak merespon dengan cepat semua obat yang kami berikan. Kalau terus membaik, lusa sudah bisa pulang," kata dokter Billy Siahaan usai memeriksa bapak Rabu (6 Juli) pagi.
Sebelum kami tiba, selama di rumah sakit, bapak sudah menerima dua kantong darah B+, Hb-nya berangsur naik, gula darah juga perlahan menurun. Kamis (7 Juli 2016) sore, kondisinya sempat drop. Hb-nya turun dari 9 ke 7. Puji Tuhan, malam itu ada tambahan satu kantong darah dari petugas cleaning service rumah sakit, Hb bapak naik lagi hampir 10 pada Jumat (8 Juli 2016). Sabtu (9 Juli 2016), kami boleh membawa bapak pulang. Sekitar pukul 13.00 WIB, setelah berpamitan dengan keluarga besar yang menyempatkan diri menjenguk bapak, kami meninggalkan Pangururan.
Kondisi jalan yang mulus membuat bapak tak begitu terganggu dengan laju mobil yang relatif ngebut. Dipotong waktu untuk makan siang, makan malam dan istirahat beberapa saat selama perjalanan pulang, kami tiba di Lubuk Linggau Minggu (10 Juli 2016) sekitar pukul 18.00 WIB. Jam 19.00 bergerak lagi dan akhirnya tiba di Kota Bengkulu sekitar pukul 23.00 WIB.