Seberapa bersih dan kotornya politik Indonesia tergantung pada seberapa pandai kita belajar dari kakek nenek moyang kita dahulu. Apa saja yang baik dan membuang dari masa lalu apa saja yang buruk.
Kita bisa saja belajar dari Hayam Wuruk bahwa politik tidak hanya politik rebutan kuasa namun juga pemberdayaan kebudayaan seluas-luasnya mengingat seorang Hayam Wuruk sendiri adalah seorang pemain sandiwara.
Kemudian sejarah tentang penghianatan Ken Arok terhadap Raja Tunggul Ametung. Karena syahwat begitu besar ingin berkuasa dan ingin menjadi raja, seorang Ken Arok yang sudah sangat dipercaya akhirnya tega berkhianat dan membunuh raja Tunggul Ametung lewat keris Mpu Gandring.
Begitu juga setelah era kemerdekaan, penghianatan, pemberontakan, kekerasan selalu mewarnai perpolitikan dan perjalanan sejarah bangsa Indonesia.
Tertulis jelas dalam sejarah bangsa aneka pemberontakan dan penghianatan tersebut, seperti pemberontakan Muso 1948 di Madiun, pemberontakan DI TII di Jawa barat. Atau kisah pemberontakan dan penghianatan yang sangat legendaris, yaitu pemberontakan PKI 30 September 1965.
Di dunia ini tidak ada yang namanya politik sehat dan transparan. Sebenarnya yang kotor itu bukan politiknya, tapi politisinya. Perbuataan ini adalah natural, yang namanya manusia pasti untuk berbuat curang, berbohong, dan main kotor demi kepentingan pribadi.
Dari jaman dahulu, sebelum manusia Homo Sapiens tercipta atau manusia purba, sudah sering bermain kotor demi kekuasaan dan kepentingan kelompoknya, di antara lain seperti pencurian makanan, berebut pasangan, pembantain kelompok, dan sebagainya.
Tapi kan sekarang kita hidup di era modern, kita tidak perlu menggunakan fisik seperti manusia purba untuk memenuhi kepentingan pribadi. Sama halnya politisi, mereka cenderung bermain kotor untuk kekuasaan. Dan ingat, politisi adalah manusia, seperti yang saya bilang di atas, ini adalah sifat natural manusia untuk berbuat seperti itu.
Boro-boro politisi, masyarakat biasa atau sipil juga sering banget main kotor:
Tapi, jaman dahulu sama jaman sekarang berbeda, karena di era modern ini ada yang namanya adab dan moral. Kalau jaman dahulu tidak ada yang namanya adab dan moral, jadi mereka bisa melakukan apa yang mereka mau seperti hewan.
Tentu saya tidak mendukung hal-hal tersebut, politisi maupun masyarakat biasa. Walaupun yang saya sebut di awal tadi, perbuatan kotor adalah natural, tapi kita tidak hidup di jaman purba lagi. Di sini ada hukum, aturan dan etika yang harus di taati bersama.
Menjawab pertanyaan seberapa bersih atau kotornya politik di Indonesia, memerlukan beberapa kriteria dalam menentukan suatu penilaian dan membandingkannya dengan negara yang sama (hampir sama) dengan Indonesia.
Sebagai panduan awal, mungkin bisa diklasifikasikan beberapa hal dalam menentukan penilaian kondisi tersebut, seperti: