Mohon tunggu...
Jaya Mirsa
Jaya Mirsa Mohon Tunggu... -

Laki-laki,35 tahun,PNS,

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Namanya Suhaili

6 Mei 2011   13:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:00 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock



Dia adalah atasanku sewaktu aku pertama kali diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil di salah satu Instansi Pemerintahan di Kabupaten Rejang lebong..Namanya Suhaili, nama yang hanya terdiri dari satu kata dan pendek serta mudah diingat, akan tetapi memiliki segudang ilmu dan pemahaman tentang keduniaan yang tak dimiliki oleh kebanyakan orang lain bahkan cenderung aneh dan tidak umum.

Bagi sebagian orang yang tak mengenalnya secara dekat dia adalah orang yang ga umum, orang yang hipokrit, orang yang tak memiliki masa depan bahkan terkadang nyeleneh dan dianggap BAJINGAN.

Aku yang saat itu masih sangat muda, karena baru tamat dari SLTA dan dengan sedikit nasib mujur menjadikanku seorang Pegawai Negeri pada usia yang masih sangat belia sewaktu itu..usia yang masih senang2nya dengan kesenangan duniawi.Sering kali aku diingatkan oleh rekan-rekan kerjaku yang lain.."hati-hati kau Jay..kelak diajar kenal kek patok besi.."..patok besi adalah salah satu komplek pelacuran yang terkenal di kota propinsi tetangga yang tak jauh dari tempatku.Semula aku sempat terpengaruh oleh kata-kata para rekan-rekan kerjaku, pak Suhaili yg orangnya kalem dan ga banyak bicara sering kali pergi setelah jam dinasnya dengan mobil pickup odong-odong miliknya ke arah kota tersebut.

Satu saat aku di suruh meminta tandatangan suatu berkas kepada beliau yang kebetulan tidak masuk kantor, aku diberitahu bahwa beliau tinggal di sebuah perumahan di sebuah kelurahan, jujur..aku sedikit kaget dan bertanya2 di dalam hati..seorang Kepala Seksi hanya tinggal disebuah rumah kontrakan kecil yang terkesan kumuh, dengan ruangan kecil dan sempit, memang sebagian berita yg pernah aku dengan bahwa gaji beliau di kantor sudah banyak dipotong oleh hutang2 beliau di Bank,Koperasi dan berbagai tempat, akan tetapi entah mengapa aku ga pernah sempat melihat wajah kesusahan di wajahnya, dia selalu tenang selalu tersenyum dan dia juga senantiasa bisa membantu bila di minta sekedar beli rokok.

Setelah mendapatkan tanda tangan dari beliau, saya pulang kekantor..dalam perjalanan ribuan pertanyaan menggelayut di benakku..siapa beliau ini..??

Tak tahan dengan semua pertanyaan yang ada, suatu saat aku beranikan diri tuk bertanya dan berdiskusi dengannya..

“ Maaf pak..apa bapak tahu tentang anggapan orang-orang tentang bapak..?? tanyaku

“ Ooh..tahu jay..Cuma cuekin aja, aku ga pernah perduli anggapan orang terhadap aku, aku lebih peduli apa anggapan Tuhan padaku..” jawabnya dengan amat santai

Aku masih tak puas dengan jawabannya tersebut..” sekali lagi aku minta maaf pak, untuk orang yang menduduki jabatan sebagai Kepala Seksi dan telah bertahun-tahun sebagai Pegawai Negeri..mengapa bapak masih menghuni dan mengontrak rumah sekecil ini..??

“ Apakah itu menjadi masalah bagi Tuhan Jay..?? banyak orang-orang yang berumah megah dan sangat mewah akan tetapi tak mendapat ridho dari Tuhan bahkan mendapatkan adzab dengan perasaan serba kekurangan..perasaan itu yang menyebabkan dia menggunakan segala macam cara tuk memenuhi kekurangannya..bahkan korupsi..!! iya kan..?? katanya sambil tertawa lepas..

“ Terus mengapa teman-teman suka ngingatin aku..katanya bapak suka ke patok besi..?? tanyaku kembali.

Dia tertawa semakin keras..” ituCuma candaan mereka jay, aku sering ke lubuk linggau, karena aku ada usaha kecil-lan disana, apa orang yang tinggal di kontrakan kecil tidak boleh punya usaha..?? Seperti ini jay..mau tinggal ditempat seperti apapun kita tak mengharuskan kita tidak bisa berusaha khan..??

Aku kembali terdiam dengan jawaban penuh filosofis yang diberikannya.Jawaban-jawaban yang terkesan sangat santai itu menghujam jantungku..jawaban-jawaban yang bagiku tak terbantahkan. Sayang aku tak sempat lama menjadi staffnya..dia dipindahkan ke intansi lain.

Tepat saat lebaran setahun sejak pertemuan itu, aku bersilaturrahmi ke kediamannya, ternyata rumah kontrakan kecil itu ramai..mobil-mobil mewah terparkir dengan rapi didepan rumahnya..ragu-ragu aku mengucapkan salam..salamku di sambut seorang laki-laki tinggi besar dengan peenampilan seperti seorang angkatan bersenjata..” Mencari bapak ya..?? tanyaya..” Iya !.” jawabku..sesaat kemudian beliau keluar dengan senyum sumringah melihat kehadiranku..dan memperkenalkan aku dengan orang-orang yang berada dirumahnya..ternyata yang menyambutku tadi adalah anaknya yang tertua..yang bertugas di Mabes TNI Angkatan Darat dengan pangkat Kapten, terus yang kedua wanita bertugas di Kepulauan Riau di Bea Cukai, anaknya yang ketiga juga wanita seorang Dosen di Universitas Sumatera Utara Medan..dan Putra bungsunya baru lulus Akpol dan saat ini bertugas di Bengkulu..aku hanya terkagum-kagum denganfakta yang ada didepan mataku..mengertilah aku apa maksudnya dari kalimat beliau bahwa “ GA PENTING APA ANGGAPAN ORANG TERHADAPNYA..YANG PENTING ADALAH ANGGAPAN TUHAN TERHADAP DIRINYA..!!...Tuhan menganggap dia pantas untuk menerima semua kebanggaan telah menghantarkan anaknya dengan sukses menyelesaikan pendidikan mereka dan menjadi orang-orang yang sukses pula..belum sempat hilang rasa kagumku padanya, datang beberapa orang wanita muda bersalaman dan menncium tangan beliau..ternyata mereka adalah penjaga toko dan pegawai perusahaan angkutan miliknya yang berada di Lubuk Linggau..Ya Allah..ternyata dari sebuah rumah kontrakan kecil dan kumuh ini..dia adalah pemilik beberapa toko dan perusahaan jasa angkutan di Lubuk Linggau..dia benar-benar orang gila yang sukses bagiku..!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun