Mohon tunggu...
Nurjaya
Nurjaya Mohon Tunggu... Editor - Jejaka yang rajin menulis sambil menunggu jodoh datang

Engkau Menulis, Maka Engkau Ada

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Angka Ideal Subsidi Solar Rp 2.500 per Liter

22 Juli 2018   16:43 Diperbarui: 29 Mei 2019   02:45 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Semua orang tentunya sangat berharap adanya subsidi harga Bahan Bakar Minyak (BBM), sebab dengan adanya subsidi  seluruh harga BBM tentu pengeluaran akan berkurang dan ongkos produksi bagi pelaku usaha juga akan berkurang, Maxtub4 dengan begitu diharapkan akan ada penurunan harga jasa maupun sembako.

Sebagaimana kita ketahui bersama, saat ini hanya ada dua jenis BBM yang disubsidi yaitu Premium dan Solar, namun sayangnya Premium sangat sulit didapatkan terutama di Wilayah Jawa dan Bali atau Jamali. Berbeda dengan Solar, kita dapat dengan mudah menemui Solar, bahkan subsidi solar menembus angka Rp 2.500 per liternya.

Terkait besaran angka subsidi solar tersebut , melansir laman Antara, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan memberikan penjelasan mengenai penyesuaian subsidi BBM jenis Solar atau Gasoil 48. Menurutnya harga jual eceran Solar atau Biosolar jauh lebih rendah dibanding harga pasar atau harga keekonomiannya. Dimana kini harga eceran Solar hanya Rp 5.150 per liternya.

Oleh sebab itu pemerintah akan mengusulkan penyesuaian atau membuat besaran angka subsidi, Kementrian Keuangan sebagai wakil pemerintah  sudah berbicara di Badan Anggran DPR RI dan juga melalui mekanisme undang-undang APBN tahun 2018 pasal 16 yang mengatur adanya penyesuaian subsidi, naik turun, sesuai dengan Indonesian Crude Price (ICP).

Jika dihitung-hitung, realisasi rata-rata ICP hingga bulan Juni 2018 mencapai USD 66,55 per barel. Angka ini berada di atas asumsi APBN tahun 2018 sebesar USD 48 per barel. Akan tetapi pada sisi lain, terdapat potensi peningkatan pendapatan negara akibat lebih besarnya realisasi ICP dbandingkan dengan target pada APBN 2018.

Kelebihan penggunaan pendapatan negara dapat mengkopensasi meningkatnya tambahan subsidi minyak solar. Menurut Jonan hal ini seperti kantong kiri dan kantong kanan, jika ICP naik maka penerimaan negara akan naik. Hal ini bisa digunakan untuk tambahan subsidi atau keperluan yang lain. Tergantung atas persepsi kita atas data beli masyarakat.

Jadi pada intinya realisasi subsidi untuk BBM jenis solar terhitung hingga Juni 2018 masih berada di angka Rp 500, sementara idaelnya nilai atau angka subsidi BBM jenis Solar sekitar Rp 2.500 per liter.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun