Mohon tunggu...
Dani -
Dani - Mohon Tunggu... profesional -

mencari keindonesiaan, menggali kemanusiaan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pembangunan Dari Desa, Oleh Desa, Untuk Desa & Indonesia!

1 Desember 2014   03:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:24 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1417354549399503509

Judul Buku : Revolusi Dari Desa: Saatnya dalam Pembangunan Percaya Sepenuhnya kepada Rakyat

Penulis         : Dr. Yansen TP., M.Si

Editor           : Dodi Mawardi

Penerbit      : Elex Media Komputindo

Cetakan       : 1, 2014

Tebal            : xxviii + 180 halaman

Mengapa penerapan berbagai konsep, strategi, paradigma, atau pendekatan pembangunan itu belum membuahkan hasil yang signifikan?” (h. 11)

Itulah salah satu pertanyaan besar yang diajukan oleh sang pengarang buku, Dr. Yansen TP., M.Si, di bagian awal tulisannya. Memang benar, Indonesia telah merdeka lebih dari 69 tahun dan berbagai gagasan dan praktek tentang pembangunan telah muncul dan berjalan . Akan tetapi, hingga saat ini, Indonesia masih bergulat dengan masalah-masalah pembangunan yang akut, seperti tingkat kemiskinan yang parah dan jurang perbedaan pendapatan yang tinggi. Data Badan Pusat Statistik pada Maret 2014 menunjukkan bahwa masih ada 28 juta lebih penduduk miskin atau rata-rata per provinsi 11,25 %. Selain itu, indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan antara kota dan desa cukup jauh, hampir dua kali lipat. Oleh karena itu, pertanyaan Dr. Yansen itu masih sangat aktual dan penting. Dan buku ini bermaksud untuk memberikan jawaban atas tantangan yang tidak mudah itu.

Tentu untuk menjawab pertanyaan besar diatas, penulis harus memiliki fondasi argumen yang cukup kuat, yang berpijak pada pengetahuan dan/atau pengalaman penulis, atau setidaknya ada batasan-batasan khusus tertentu yang membuat menjadi lebih fokus, relevan dan akurat. Dan, inilah yang dilakukan penulis dengan merumuskan kembali dan memusatkan pertanyaannya menjadi, “Mengapa elite-elite lokal dan birokrasi pemerintahan daerah yang selama ini telah bekerja keras belum membuahkan hasil yang signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat, khususnya masyarakat desa di Kabupaten Malinau?” (h. 12). Proses perenungan yang menggugat konsep dan praktek pembangunan di Malinau ini, melahirkan apa yang disebut “Gerakan Desa Membangun,” GERDEMA.

GERDEMA, secara garis besar, bertujuan untuk melakukan perubahan yang sistematis dan menyeluruh pada sistem nilai, pola pikir, sistem budaya yang terejawantahkan dalam perilaku seluruh pemangku kepentingan dari birokrat, pengusaha hingga setiap individu yang ada di daerah yang berkaitan (h. 14-15). Terdiri dari 7 bab plus bab Pendahuluan, bab berikutnya diawali dengan pembahasan perancangan pembangunan Gerdema. Mulai dari visi yang dijabarkan dalam sepuluh misi, lalu dikelompokkan dalam empat pilar pembangunan, dan dipadatkan dalam tiga komitmen. Yang menarik, pembahasan bergerak dari visi yang cukup abstrak (“aman, nyaman damai”) menuju komitmen yang lebih nyata dan spesifik (“pariwisata, pertanian dan rumah sakit rujukan”).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun