Mohon tunggu...
Aris Semarang
Aris Semarang Mohon Tunggu... -

Orang jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Iran Negara Islam Paling Toleran Dengan Yahudi

7 Januari 2012   16:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:12 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu dari sekian alasan saya berlangganan TV Satelit adalah ingin mendapatkan informasi dari sisi yang lain, dalam arti biasanya informasi atauberita hanya dari sudut pandang (kepentingan) bangsa Indonesia dengan tv satellite saya bisa mendapatkan informasi dari sudut pandang negara lain. Salah satu chanel yang banyak memberikan informasi yang menurut saya baik adalah National Geographic.

National geographic sendiri terbagi menjadi tiga chanel yaitu Nat Geo, Nat Geo Adventure dan Nat Geo Wild. Nat Geo biasanya berisi documenter dan tayangan bebas sedangkan Nat Geo wild banyak menampilkan tentang hewan dan tumbuhan sedangkan Nat Geo Adventure mengkhususkan tanyangan documenter mengenai petualangan, baik petualangan di alam liar maupun kebanyak tempat diberbagai negara.

Dari sekiaan banyak acara yang penulis sukai di Nat Geo Adventur adalah acara “Don’t Tell My Mother” yang di bawakan oleh Diago Bunuel. Dari berbagai episode yang penulis tonton selalu menyuguhkan liputan di luar informasi yang sudah umum kita dapatkan. Misalnya dalam episode “Don’t Tell My Mother that I’m In Iran”. Yang penulis tonton pada Sabtu, 7 Januari 2012 jam 21.00-22.00. Banyak infromasi baru yang penulis ketahui mengenai Republik Islam Iran. Dimana informasi tersebut tidak pernah penulis ketahui dari Koran/TV di Indonesia. Infrormasi inilah yang penulis ingin bagi ke semuanya.

Informasi yang penulis selalu dengar dari berita local adalah perlawan/kebencian rakyat Iran terhadap Zionis Israel dan Amerika, dimana dalam sebuah berita online yang penulis baca (mohon maaf lupa artikelnya di alamat mana) bahkan dalam setiap sholat jumat selalu di teriakan kalimat “hancurah zinosi dan amerika” seolah olah begitu benci rakya iran kepada amerika dan Israel. Sehingga dalam bayangan penulis negara Iran adalah negara yang benar-benar menerapksan syrikat islam dan sangat bermusuhan dengan agama/negara lain. Kemudian berita baru baru ini ada berita mengenai demonstrasi warga iran ke kedutaan Inggris yang akhirnya menjadi kerusuhan, membuat peristiwa itu menjadi kasus international yang pada akhirnya mengakibatkan pemerintah inggris menarik duta besarnya dari Iran dan Mengusirduta besar Iran dari Inggris.

Dan banyak lagi berita yang penulis baca mengenai Republik Islam Iran yang membuat pemahaman penulis bahwa Iran adalah negara yang sangat kaku, serba mengekang warga dan tidak toleran dengan agama lain terutama yahudi. Tayangan episode “Don’t Tell My Mother that I’m In Iran” benar benar merubah pandangan penulis mengenai negara Iran yang menurut penulis baik juga jika kita bisa ikuti.

Yang menurut penulis sangat ingin berbagi informasi adalah mengenai yahudi di iran. Ternyata dalam tayangan episode “Don’t Tell My Mother that I’m In Iran” menguak fakta bahwa komunitas yahudi yang ada di Iran terbesar di seluruh kawasan Arab (kecuali di negara Israel tentunya). Yang ternyata tidak mendapatkan diskriminasi atau tekanan dari pemerintah maupun masyarakat. Dibuktikan dengan wawancara yang dilakukan diego kepadaseorang warga yahudi Iran. Ditayangan juga di tampilkan narasumber tersebutmenyuguhi Diego dengan sebuah wisky. Dia berkata yahudi boleh minum alcohol tapi muslim tidak boleh. Yahudi boleh minum tetapi menghormati untuk tidak minum alcohol di depan muslim Iran. Dia (narasumber) juga berkata pada awal revolusi Islam memang hidup yahudi terasa berat di Iran tetapi sekarang hidup berdampingan tidak masalah.

Dengan banyaknya komunitas yahudi maka dijantung pusat kota Teheran sendiri terdapat 25 Sinagoga. Tayangan juga menguak fakta bahwa di dalam Konstitusi demokrasi Islam yang di terapkan di parlemen Iran menjamin setiap komunitas mempunyai perwakilan di dalam parlemen, salah satunya adalah yahudi. Hal yang sangat mengejutkan penulis karena hal tersebut bisa terjadi di dalam sebuah Negara Republik Islam Iran. Fakta lain yang terungkap dalam wawancara Diego kepada anggota parlemen dari etnis yahudi adalah Negara Iran memang bermusuhan dengan negara Israel dan Amerika tetapi tidak dengan warga yahudi ataupun warga amerika. Dijamin seperti halnya warga lainnya.

Hal lain yang ditampilkan dalam episode ini adalah bidang olah raga, selain maju dalam bidang olahraga sepakbola, Warga Iran juga tergila-gila dengan bola basket dimana olah raga bola basket adalah budaya Amerika. Dalam berita lokal yangpenulis sering baca adalah betapa bencinya Rapublik Islam Iran dengan Amerika serikat. Ternyata dalam dunia bola basket banyak klub yang mengontrak pemain asli amerika untuk bermain dalam liga mereka tidak tanggung tanggung ada sekitar 20 pemain basket amerika yang bermain di liga basket Iran. Dimana dalam wawancara yang di lakukan Diego kepada salah satu pemain basket amerika yang bermain di liga basket iran muncul ketakutan di diri pemain basket Amerika pada saat awal mereka akan di kontrak bermain di Iran, tetapi ketakutan itu tidak terbukti pada saat mereka tiba di Iran. Mereka mengaku nyaman dan menimati kehidupan mereka selama di Iran.

Hal yang penulis lihat dalam tayangan documenter tersebut adalah begitu sangat tolerannya warga Iran terhadap warga negara lain termasuk warga negara Amerika dan Warga Iran sendiri yang keturuan Yahudi dimana notabene dari dulu sampai sekarang Iran, Amerika dan Israel secara negara selalu bersitegang.

hal yang penulis garis bawahi adalah kenapa informasi ini jarang (atau penulis yang kurang info) ditampilkan di media local di Indonesia yaitu Sikap toleransi sebuah negara Republik Islam Iran terhadap warga negara lain dan yahudi. Yang ada hanya sikap permusuhan terhadap yahudi. Yang ternyata dari sudut pandang barat sendiri bahwa sikap warga sebuah Republik Islam Iran yang menggunakan demokrasi Islam sangat sangat toleran kepada warga Amerika dan Warga Iran Keturunan yahudi dimana notabene bermusuhan dalam level negara.

Sikap itulah yang harus kita tiru sebagai warga negara Islam di Indonesia. Untuk toleran dengan agama apapun di Indonesia. Juga untuk lebih melindungi Warga Asing yang berada di Wilayah Indonesia secara Legal. Soal kebiasaan warga Asing atau agama lain di Indonesia yang berbeda kebiasaan dengan kebiasaan kita harus kita hargai dan tempatkan pada posisi yang sesuai.

Jangan lah kita sebagai umat Islam yang cerdas, mudah menyalahkan orang lain, mengkafirkan orang lain yang berbeda pandangan. Dan jangan juga lakukan kekerasan dengan Alasan Agama. Jadikanlah Islam sebagai agama Rahmatan lil ‘Alamin. Agama yang menjadi rahmat bagi semua manusia, menjadi pelindung semua manusia tanpa memandang suku ras dan Agama.

Mohon maaf jika ada salah kata, wassalamualikum

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun