Mohon tunggu...
Jawanri Citra Situmorang
Jawanri Citra Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Membacalah, setelah itu menulislah lagi...

pencari ide

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Coaching: Mewujudkan Generasi Tangguh

26 Maret 2021   16:08 Diperbarui: 26 Maret 2021   16:18 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Coaching salah satu model pendidikan yang menuntun peserta didik. (medium.com)

Coaching : Mewujudkan Generasi Tangguh.

Sudah kodratnya manusia selalu berhadapan dengan pilihan. Terkadang dalam memutuskan pilihan itulah kita harus berhadapan dengan masalah. Tidak ada manusia yang tidak menghadapi masalah setiap harinya. Setiap orang pasti memiliki permasalahan. Hanya saja setiap orang berbeda-beda cara dalam menyelesaikan masalahnya. Bahkan ada yang tidak mampu menyelesaikannya sehingga menciptakan kerumitan dan pikiran yang berat. 

Parahnya tidak sedikit yang mengakhiri hidupnya dengan tragis alias bunuh diri. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya kasus bunuh diri setiap tahunnya. Anehnya juga tidak sedikit dari kasus tersebut adalah remaja dan pelajar.

Jadi, hal ini menjadi tantangan kita bersama untuk mewujudkan Indonesia Tangguh di masa yang sekarang dan masa yang akan datang. Tantangan ini menjadi tantangan dunia Pendidikan yang menjadi garda terdepan dalam membangun manusia dan generasi Indonesia yang Tangguh.  

Oleh sebab itu, menurut saya pribadi, ketika sudah memahami materi coaching adalah salah satu strategi untuk membangun pribadi yang tangguh dalam menghadapi masalah dan juga bisa menolong orang lain ketika menghadapi masalah dan tantangan sulit. Penerapan coaching juga merupakan bagian dari memerdekakan diri dari masalah yang ada, dalam arti tetap memperhatikan aturan yang ada dan mengerjakan tanggung jawab yang ada.

Dalam konteks pendidikan Indonesia saat ini, coaching menjadi salah satu proses 'menuntun' kemerdekaan belajar murid dalam pembelajaran di sekolah. Coaching menjadi proses yang sangat penting dilakukan di sekolah terutama dengan diluncurkannya program merdeka belajar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Program ini dapat membuat murid menjadi lebih merdeka dalam belajar untuk mengeksplorasi diri guna mencapai tujuan pembelajaran dan memaksimalkan potensinya.

Harapannya, proses coaching dapat menjadi salah satu langkah tepat bagi guru untuk membantu murid mencapai tujuannya yaitu kemerdekaan dalam belajar. Masih terkait dengan kemerdekaan belajar, proses coaching merupakan proses untuk mengaktivasi kerja otak murid. Pertanyaan-pertanyaan reflektif dalam dapat membuat murid melakukan metakognisi. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan dalam proses coaching juga membuat murid lebih berpikir secara kritis dan mendalam. Yang akhirnya, murid dapat menemukan potensi dan mengembangkannya. Murid kita di sekolah tentunya memiliki potensi yang berbeda-beda dan menunggu untuk dikembangkan.

Pengembangan potensi inilah yang menjadi tugas seorang guru. Apakah pengembangan diri anak ini cepat, perlahan-lahan atau bahkan berhenti adalah tanggung jawab seorang guru. Pengembangan diri anak dapat dimaksimalkan dengan proses coaching. Coaching, sebagaimana telah dijelaskan pengertiannya dari awal memiliki peran yang sangat penting karena dapat digunakan untuk menggali potensi murid sekaligus mengembangkannya dengan berbagai strategi yang disepakati bersama. Jika proses coaching berhasil dengan baik, masalah-masalah pembelajaran atau masalah eksternal yang mengganggu proses pembelajaran dan dapat menurunkan potensi murid akan dapat diatasi. Mengingat pentingnya proses coaching ini sebagai alat untuk memaksimalkan potensi murid, guru hendaknya memiliki keterampilan coaching. Keterampilan coaching ini sangat erat kaitannya dengan keterampilan berkomunikasi.

Penerapan coaching dalam dunia Pendidikan akan semakin menolong guru dalam menghadapi anak-anak yang bermasalah dan menuntunnya dengan baik. Selain itu hal ini jjga bisa menajdi budaya positif di lingkungan sekolah baik sesama guru, sesama siswa dan juga para pemangku kepentingan lainnya.  Oleh sebab itu, coaching ini sangat erat sekali kaitannya dengan pembelajaran diferensiasi, pembelajaran sosial emosional yang saling terhung yang merupakan bagian dari merdeka belajar. Sekolah tidak hanya berfokus lagi pada kemampuan kognitif siswa tetap semua aspek menajdi ranah yang sama-sama dibanngun oleh guru dari setia anak. Kemampuan kognitif, psikomotorik dan juga emosional tidak terkotak-kotak penangannannya melainkan terintegrasi dalam proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas maupun di luar kelas. Akhirnya sekolah menjadi taman impian di masa setiap anak boleh mengenal dirinya dan potensi dirinya, mengembangkannya, dan terus bertumbuh. Sehingga menjadi generasi yang siap bercahaya untuk keluarganya, lingkungannya dan masyarakatnya bahkan negaranya sendiri. Visi Pendidikan Indonesia tercapai untuk kemajuan bangsa kelak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun