Salah satu langkah tercepat untuk membangun ekonomi nasional adalah melalui pembangunan infrastruktur yang terencana dan terukur serta multi effect terhadap kegiatan perekonomian masyarakat. Pembanguan infrastruktur Indonesia  harus sesuai dengan semangat nasionalisme artinya merata pembagunan di seluruh wilayah Indonesia, tanpa ada timpang tindih dan pilih kasih antara kota dan desa, antara pulau jawa dan pulau di  luar jawa.Â
Konsep pembangunan Indonesia sentris yang digalang oleh presiden Jokowi, sebenarnya sangat selaras dengan amanat UUD 1945 dan Pancasila.  Sangat serasi juga dengan konsep pemerintahan otonomi daerah,  hanya saja pemerintah pusat masih lebih dominan  angarannya pada wilayah pulau Jawa dibandingkan dengan  wilayah Indonesia di luar pulau Jawa.Â
satu dampak pembangunan fisik yang sangat dirasakan masayarakat yang pernah penulis alami adalah ketika pembangunan jalan raya desa dari kota kabupaten Dolok sanggul  ke desa Bakara, kecamatan Baktiraja, di Sumatera Utara. Hal itu terjadi sekitar 10 tahun yang lalu, ketika itu masih SMP. Pada masa itu sebenarnya jalannya sudah ada, hanya saja jalan tersebut sangat menyeramkan karena persis berada di lereng pegunungan, di sebelahnya jurang yang ditambah lagi dengan kondisi jalan yang berlubang-lubang serta tikungan yang tajam dan kadang-kadang menikuk dan belum lagi jika sudah musim penghujan bisa saja terkena longsor atau reruntuhan batu yang berada persis di atas bahu jalan.Â
Kala itu, jika mau perjalanan naik bus atau kendaraan  dari desa ke  dolok sanggul atau ke Medan akan menjadi pergumulan yang menakutkan bagi setiap orang. Terutama para orang tua yang akan bepergian ke perantuan anak-anaknya. Syukurlah, pada Tahun 2009-2010 pembangunan  jalan tersebut digalakkan  kembali oleh Pemkab Humbang Hasundutan. Jalan dilebarkan dan diaspal kemudian setiap pinggiran jalan yang mengarah ke perbukitan dibuatkan selokan atau saluran airnya, jika hujan supaya jalan tidak licin. Kemudian  di sebagian bahu jalan dibuatkan pembatasnya dari semen plusdilengkapi rambu-rambu jalan lainnya.
Beberapa jenis tanaman pohon juga sudah  ditanami di sekitar wilayah jalan yang persis dilereng perbukitan. Setelah pembagunan jalan tersebut, manfaatnya sangat dirasakan oleh masyarakat setempat. Semua hasil bumi lebih mudah untuk didistribusikan dan dijual ke wilayah pasar di dolok sanggul. Potensi wisata daerah tersebut juga semakin meningkat, makin banyak masyakarat luar yang berkunjug kedaerah Baktiraja ini. Bahkan saat ini, menjadi destinasi utama dan favorit di wilayah kabupaten Humbang hasundutan.
Itu hanya cerita singkat tentang dampak pembangunan yang menurut penulis cukup tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, walaupun sudah lama dinanti-nantikan. sebenarnya pembangunan daerah tersebut sudah selayaknya ada sejak dua puluh tahun yang lalu melihat potensi wilayah dan masyarakatnya yang sangat mendukung.Â
Pengertian Infrastruktur, menurut Grigg (1988) infrastruktur merupakan sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan gedung dan fasilitas publik lainnya, yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia baik kebutuhan sosial maupun kebutuhan ekonomi.Â
Merujuk dari pengertian tersebut, untuk pembangunan Indonesia yang sentris pemerintah harus merancang pembangunan infrastrukutr yang tersistem dan saling bersinergi satu sama lain sehinga memiliki dampak yang maksimal bagi masyarakat.  Penulis sangat setuju dengan konsep pembangunan infrastrukur Indonesia sentris, artinya pembagunan infrastrukur Indonesia itu harus melingkupi seluruh wilayah nusantara, baik topografi wilayah pegunungan, pesisir ataupun daerah pantai. Tidak lagi seperti yang terjadi selama ini  bahwa pembangunan itu lebih dominan di pulau jawa dan wilayah pesisir.
Pembanguanan fisik Indonesia dari sabang, ujung pulau Sumatera sampai dengan Merauke, Papua bukanlah tugas yang mudah dan menelan dana yang sangat besar. Pemerintah dan masyarakat harus bergotong royong dalam menyukseskan pembangunan ini, pemerintah harus memiliki perencanaan yang jelas tentang infrastruktur yang akan dibangun, selain itu dalam merancang Indoesia sentris ini penting juga melihat potensi wilayah, potensi masyarakat dan juga dampaknya terhadap aktivitas ekonomi masyarakat. Pembangunan Indonesia sentris ini juga harus memiliki Rencana tata ruang dan tata wilayah yang jelas demi pembagunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Secara umum ada lima pembanguan infrastruktur yang harus diperhatikan dalam setiap perencanaan pembangunan wilayah di Indonesia ini, antara lain : Transportasi, Â Infrastruktur keairan termasuk saluran irigasi dan air minum, limbah dan pengelolaan sampah rumah tangga dan industri, energi dan bangunan dan strukturnya.Â
Menurut hemat penulis hal ini harus diperhatikan sinergi di setiap kabupaten/kota yang ada di Indonesia. Contohnya, baru-baru ini di kota Pekanbaru terjadi penumpukan sampah diman-mana dikarenakan kurangnya infrastrukutur limbah/sampah dan lemahnya koordinasi sistem pengelolaan sampah antara pemerintah dengan perusaahaan kontrak pengelola sampah tersebut. Â