Mohon tunggu...
Jawanri Citra Situmorang
Jawanri Citra Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Mencintai Hikmat-Nya

ingin terus belajar, selama Tuhan masih berkehendak....

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Bapak Ibu Guru Juga Terdampak Corona!

30 April 2020   16:05 Diperbarui: 30 April 2020   16:03 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keterangan: Foto kebun mini di belakang rumah ada ubi, sayur, kacang ijo dan labu (dok.Pribadi)

Negara-negara di dunia tanpa terkecuali sedang berperang melawan wabah pandemi virus korona. Di belahan bumi Asia Tenggara, Indonesia merupakan salah satu negara tertinggi terdampak virus corona. Berdasarkan data dari covid19.go.id per 29 April 2020 jumlah kasus corona di Indonesia sudah mencapai 9771 orang terinfeksi dengan tingkat kematian 784 jiwa dan kesembuhan 1.391 orang. Kemungkinan besar akan semakin meningkat di kemudian hari, jika masyarakat belum patuh pada protokol kesehatan dan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Selain merenggut korban jiwa, wabah ini juga menimbulkan efek negatif pada seluruh aspek kehidupan manusia. Virus corona tidak hanya memiliki dampak kesehatan. Dampak virus corona bagi perekonomian Indonesia juga tidak kecil. Dikutip dari CNN Indonesia, Menteri Keuangan Republik Indonesia mengatakan bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai 2,3%. Bahkan, dalam situasi terburuk, ekonomi bisa minus hingga 0,4%. Penyebab dari hal ini di antaranya adalah turunnya konsumsi dan investasi, baik dalam lingkup rumah tangga maupun lingkup pemerintah.

Hampir semua aspek kehidupan berubah total akibat kondisi ini. Perekonomian negara-negara di dunia menjadi terganggu dan terancam lumpuh. Beberapa sektor ekonomi seperti pariwisata menjadi terhenti. Banyak perusahaan dan UMKM yang gulung tikar dan tutup. Pilihan pahit harus diambil yaitu dengan merumahkan para pekerja. Hal ini menjadi bayang-bayang krisis yang ditakuti oleh masyarakat. Bagaimana dengan sektor pendidikan? Sudah dipastikan pendidikan juga sangat terdampak. Khususnya secara ekonomi, keuangan sekolah pasti terganggu. Sehingga ujung-ujungnya para bapak ibu  guru akan terdampak juga.

Mungkin sekolah berplat merah alias sekolah negeri tidak begitu terdampak secara ekonomi buat guru. Namun guru-guru sekolah swasta sebagian besar akan sangat berdampak karena para guru swasta tidak lepas dari pembayaran SPP siswa. Jika SPP terkendala pastinya akan mengakibatkan keuangan sekolah juga akan terkendala. Padahal banyak sekolah swasta, kemampuan finansial masih sangat lemah dan berharap dengan adanya SPP siswa untuk membayar gaji guru dan karyawan lainnya.

Perlu diketahui sebelum masa corona saja, gaji guru masih banyak yang di bawah ketentuan pengupahan atau tidak sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR). Perlambatan ekonomi secara nasional dan terganggunya sektor ekonomi ini akan menyebabkan, keuangan guru akan semakin terhimpit.

Beberapa minggu yang lalu, beberapa orang tua siswa di tempat penulis mengajar sudah mulai meminta keringananan dalam pembayaran SPP. Hal ini juga sudah sering disampaikan para pimpinan sekolah kemungkinan besar akan ada opsi untuk pengurangan gaji guru dari yang ditetapkan seperti biasanya. Walau sebenarnya semua itu tidak diharapkan oleh siapapun,  hal ini harus siap diterima oleh bapak ibu guru yang mengajar khususnya di sekolah-sekolah swasta baik milik yayasan maupun perusahaan atau pribadi.

Para pemimpin yang terhormat, Pemerintah pusat dan Pemerintah daerah perlu mengantisipasi hal ini. Tolonglah diperhatikan juga kondisi para bapak ibu  guru yang kesejahteraannya terdampak corona. Supaya mereka tetap bisa dengan mengajar maksimal dan kreatif melaksanakan tugasnya.  Kiranya tetap semangat mengarahkan pembelajaran dari rumah atau pembelajaran jarak jauh.

Para bapak ibu guru yang sudah mulai merasakan atau mungkin khawatir akan kondisi ekonomi yang semakin memburuk ini. Sebagai pendidik dan menjadi garda terdepan untuk memastikan berjalannya pembelajaran kita juga perlu mempersiapkan diri menghadapi kondisi terburuk. Kita harus berperilaku cerdas di tengah ketidakpastian ini. Manajemen keuangan  perlu diperketat dan sudah menjadi keharusan untuk kita pelajari sejak sekarang. Bagi yang sudah melakukannya, itu sangat bagus dan perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi.

Menurut penulis berikut ini ada beberapa berperilaku cerdas yang perlu kita lakukan dalam mengatasi dan mengantisipasi kondisi ekonomi saat ini, antara lain:

1. Menghitung dengan cermat semua pengeluaran. Setiap pengeluaran pribadi atau keluarga baik kecil maupun besar terutama cicilan atau kredit tertentu harus dihitung dengan detail dan rencanakan pengeluaran dengan skala prioritas. Tidak perlu panic buying dan tidak mudah terpengaruh hoaks akan info yang belum terpercaya.

2. Menghitung dengan cermat semua pemasukan, jika pemasukan lebih kecil atau pas-pasan dibandingkan dengan pengeluaran. Hal ini perlu diwaspadai, silahkan diatur lagi pengeluaran yang tidak perlu. Batasi pengeluaran yang tidak begitu mendesak. Seperti membeli peralatan elektronik atau furniture baru atau bekas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun