Mohon tunggu...
Penulis Senja
Penulis Senja Mohon Tunggu... Guru - Guru Honorer

Selamat Datang di Konten Blog saya, semoga dapat menghibur dan menginspirasi kalian semua. Silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar untuk request cerpen, puisi, artikel atau yang lainnya. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Asmara Pierre Tendean yang Berakhir Tragis

8 Agustus 2024   07:26 Diperbarui: 8 Agustus 2024   07:39 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sragen, 25 Juli 2024 -- Nama Pierre Tendean selalu dikenang sebagai salah satu pahlawan Revolusi Indonesia yang gugur dalam peristiwa G30S/PKI pada 30 September 1965. Di balik kisah heroiknya sebagai ajudan Jenderal A.H. Nasution, tersimpan cerita asmara yang manis namun berakhir tragis. Pierre Tendean bukan hanya seorang prajurit yang gagah berani, tetapi juga seorang pria yang penuh cinta dan harapan untuk masa depan.

Pierre Andreas Tendean lahir di Batavia pada 21 Februari 1939. Ia dikenal sebagai pemuda yang cerdas dan penuh semangat. Setelah menamatkan pendidikan di Akademi Militer Nasional, ia berkarier di dunia militer dan menunjukkan dedikasi yang tinggi. Namun, di balik kehidupan militernya, Pierre memiliki cinta yang mendalam pada seorang gadis bernama Rukmini.

Rukmini, yang akrab dipanggil "Mimi," adalah putri dari seorang pejabat tinggi di pemerintahan. Keduanya bertemu di sebuah acara resmi dan sejak saat itu, hubungan mereka berkembang menjadi kisah asmara yang indah. Pierre dan Mimi sering menghabiskan waktu bersama, meski kesibukan Pierre sebagai seorang prajurit sering kali menjadi penghalang. Namun, cinta mereka tetap kuat dan penuh harapan.

Pada tahun 1965, Pierre dan Mimi merencanakan pernikahan mereka. Keduanya sudah bertunangan dan bersiap untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. "Pierre adalah pria yang sangat baik dan penuh perhatian. Kami sudah merencanakan banyak hal untuk masa depan kami," kenang Mimi dalam sebuah wawancara beberapa tahun setelah kejadian tragis itu.

Namun, takdir berkata lain. Pada malam 30 September 1965, kelompok G30S/PKI melancarkan aksi penculikan terhadap sejumlah jenderal TNI, termasuk Jenderal A.H. Nasution, tempat Pierre Tendean bertugas sebagai ajudan. Dalam peristiwa tersebut, Pierre yang saat itu berada di rumah Nasution, diculik dan dibawa ke Lubang Buaya. Ia disiksa dan akhirnya dibunuh dengan kejam.

Kabar kematian Pierre mengejutkan seluruh negeri, termasuk Mimi yang sangat terpukul dengan kehilangan ini. "Saat mendengar berita itu, rasanya seperti dunia runtuh. Saya kehilangan orang yang sangat saya cintai dan masa depan yang kami impikan bersama," ungkap Mimi dengan suara bergetar.

Jenazah Pierre ditemukan di Lubang Buaya bersama para pahlawan lainnya yang juga menjadi korban kekejaman G30S/PKI. Pierre Tendean dimakamkan dengan penuh kehormatan sebagai pahlawan bangsa. Meski tubuhnya sudah tiada, kisah cintanya dengan Mimi tetap hidup di hati banyak orang sebagai simbol cinta yang tulus dan penuh pengorbanan.

Mimi, meski sangat berduka, berusaha melanjutkan hidupnya. Ia tetap mengenang Pierre sebagai cinta sejatinya dan memilih untuk tidak menikah lagi. "Pierre selalu ada di hati saya. Cintanya adalah anugerah yang tak tergantikan," tuturnya dengan penuh haru.

Kisah asmara Pierre Tendean dan Rukmini adalah bukti bahwa cinta sejati tak lekang oleh waktu. Meskipun berakhir tragis, cinta mereka tetap menjadi inspirasi bagi banyak orang. Pierre tidak hanya meninggalkan jejak sebagai pahlawan bangsa, tetapi juga sebagai pria yang penuh cinta dan kesetiaan.

Diskusi Pembaca:

Bagaimana Anda menilai pengorbanan Pierre Tendean dalam peristiwa G30S/PKI?

Penulis: Jawahirul Ahyar

Sumber: Wawancara dengan Rukmini, arsip sejarah peristiwa G30S/PKI, biografi Pierre Tendean.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun