Mohon tunggu...
Penulis Senja
Penulis Senja Mohon Tunggu... Guru - Guru Honorer

Selamat Datang di Konten Blog saya, semoga dapat menghibur dan menginspirasi kalian semua. Silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar untuk request cerpen, puisi, artikel atau yang lainnya. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Surat untuk Ibu

21 Mei 2024   17:18 Diperbarui: 21 Mei 2024   17:29 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepada Yth.
Ibu Tercinta,

Assalamualaikum Wr. Wb.

Ibu yang aku cintai,

Saat aku menulis surat ini, hatiku dipenuhi dengan perasaan yang campur aduk -- ada rasa rindu, terima kasih, dan sedikit rasa bersalah. Rindu, karena meskipun kita sering bertemu, ada banyak hal yang ingin aku sampaikan langsung namun sering tertahan di dalam hati. Terima kasih, karena aku merasa begitu banyak yang telah Ibu lakukan untukku yang mungkin belum pernah aku balas sepenuhnya. Rasa bersalah, karena mungkin aku belum menjadi anak yang selalu Ibu harapkan, yang selalu bisa membuat Ibu bangga dan bahagia.

Pertama-tama, izinkan aku untuk mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada Ibu. Terima kasih atas setiap pengorbanan yang Ibu lakukan sejak aku lahir. Aku tahu bahwa merawat anak bukanlah tugas yang mudah. Dari mengganti popok di tengah malam, hingga menenangkan tangisanku yang tanpa henti. Semua itu, Ibu lakukan dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. Tidak pernah sekalipun Ibu mengeluh atau menunjukkan kelelahan di hadapanku.

Aku ingat, ketika aku masih kecil, Ibu selalu menemaniku belajar dan mengerjakan PR. Meskipun pekerjaan rumah tangga menumpuk, Ibu tidak pernah meninggalkanku sendirian. Ibu selalu sabar menjelaskan setiap soal yang sulit, mengulanginya berkali-kali hingga aku mengerti. Kadang, aku merasa tidak sabar dan marah ketika tidak bisa memahami pelajaran dengan cepat, tetapi Ibu selalu berkata bahwa belajar membutuhkan waktu dan kesabaran. Kata-kata itu masih terngiang di telingaku hingga sekarang, memberikan semangat setiap kali aku menghadapi kesulitan.

Tidak hanya dalam hal akademis, Ibu juga selalu mendukung setiap minat dan bakatku. Ketika aku ingin belajar musik, Ibu segera mencarikanku guru yang baik dan mendukung penuh. Saat aku tertarik pada olahraga, Ibu tidak ragu untuk membelikanku perlengkapan yang dibutuhkan meskipun mungkin itu berarti Ibu harus mengorbankan sesuatu yang lain. Ibu selalu menjadi pendukung terbesar dalam hidupku, memberikan dorongan dan keyakinan bahwa aku bisa mencapai apapun yang aku inginkan.

Bu, aku juga ingin meminta maaf atas semua kesalahan yang pernah aku lakukan. Aku sadar bahwa aku tidak selalu menjadi anak yang patuh dan baik. Ada saat-saat dimana aku mungkin membuat Ibu kecewa dan sedih. Mungkin aku pernah berkata kasar atau tidak mendengarkan nasihat Ibu. Semua itu, kini aku sadari, adalah bentuk dari ketidaktahuanku dan ketidakdewasaanku. Setiap kali aku mengingatnya, rasa bersalah selalu menghantui. Namun, Ibu selalu dengan murah hati memaafkan dan melupakan kesalahanku, memberikan kesempatan bagiku untuk belajar dan memperbaiki diri.

Aku juga sangat berterima kasih atas setiap nasihat yang Ibu berikan. Nasihat-nasihat tersebut tidak hanya membantu dalam mengambil keputusan, tetapi juga membentuk karakater dan prinsip hidupku. Aku ingat, Ibu selalu mengajarkan untuk jujur dan bertanggung jawab atas setiap tindakan. Ibu juga selalu menekankan pentingnya bersikap rendah hati dan selalu bersyukur atas apa yang kita miliki. Nilai-nilai itu, Bu, menjadi pedoman dalam setiap langkahku. Mereka adalah warisan berharga yang akan selalu aku jaga dan terapkan dalam hidupku.

Satu hal lagi yang ingin aku sampaikan adalah betapa aku mengagumi kekuatan dan keteguhan hati Ibu. Dalam setiap kesulitan yang kita hadapi, Ibu selalu menunjukkan keberanian dan optimisme yang luar biasa. Aku ingat, ada masa-masa sulit dalam keluarga kita, ketika masalah datang bertubi-tubi. Namun, Ibu tidak pernah menyerah. Dengan doa dan usaha, Ibu selalu menemukan cara untuk menjaga kita semua tetap bersama dan terus maju. Keteguhan hati Ibu menjadi inspirasi terbesar bagiku. Aku belajar dari Ibu bahwa hidup ini penuh tantangan, tetapi dengan ketekunan dan keyakinan, kita bisa melewati semuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun