Di sebuah sekolah menengah atas di kota kecil, terdapat seorang siswa yang dikenal karena kecerdasannya. Namanya adalah Dimas. Ia selalu menempati peringkat teratas di kelas, memenangkan berbagai kompetisi akademis, dan menjadi kebanggaan sekolahnya. Namun, di balik kepintarannya, Dimas menyimpan sebuah rahasia besar yang tidak diketahui oleh teman-temannya.
Dimas berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya seorang tukang becak, sementara ibunya bekerja sebagai buruh cuci. Keterbatasan ekonomi membuat hidup mereka serba kekurangan. Namun, Dimas tidak pernah menyerah pada keadaan. Ia belajar dengan tekun, memanfaatkan setiap kesempatan untuk menambah ilmu. Setiap malam, ia menghabiskan waktu di bawah cahaya lampu minyak, membaca buku-buku pinjaman dari perpustakaan sekolah.
Suatu hari, sekolah mengadakan sebuah olimpiade sains tingkat nasional. Dimas terpilih sebagai perwakilan sekolah karena prestasinya yang gemilang. Namun, untuk mengikuti olimpiade ini, Dimas harus pergi ke ibu kota, yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dimas merasa bimbang, karena ia tahu bahwa keluarganya tidak mampu membiayai perjalanannya.
Melihat kebimbangan Dimas, teman sekelasnya, Rina, yang diam-diam selalu mengagumi kegigihan Dimas, memberanikan diri untuk berbicara dengannya.Â
"Dimas, aku dengar kamu terpilih untuk olimpiade sains nasional. Itu luar biasa!" kata Rina dengan penuh semangat.
"Terima kasih, Rina. Tapi aku tidak tahu apakah aku bisa pergi. Biayanya terlalu besar," jawab Dimas dengan nada sedih.
Rina menatap Dimas dengan penuh tekad. "Kamu harus ikut, Dimas. Ini kesempatan besar untukmu. Kita semua akan mendukungmu."
Rina pun berinisiatif mengumpulkan teman-teman dan guru-guru untuk membantu menggalang dana bagi Dimas. Mereka mengadakan bazar, menjual makanan, dan mengumpulkan sumbangan dari warga sekitar. Usaha mereka tidak sia-sia. Dana yang terkumpul cukup untuk membiayai perjalanan dan akomodasi Dimas di ibu kota.
Dengan dukungan dari teman-teman dan guru-gurunya, Dimas berangkat ke ibu kota. Di sana, ia bersaing dengan siswa-siswa terbaik dari seluruh negeri. Meski sempat merasa gugup, Dimas mengingat perjuangan teman-temannya dan keluarga yang selalu mendukungnya. Ia pun berusaha memberikan yang terbaik.
Hari pengumuman tiba. Dimas berdiri di antara para peserta lainnya, menunggu dengan penuh harap. Ketika namanya disebut sebagai pemenang utama olimpiade sains nasional, ia hampir tidak percaya. Sorak sorai teman-temannya yang ikut hadir menggema di ruangan itu.
Sekembalinya ke desa, Dimas disambut dengan meriah oleh seluruh warga. Mereka bangga dan terharu melihat pencapaian Dimas. Namun, kebahagiaan terbesar datang dari orang tua Dimas, yang tidak bisa menahan air mata kebanggaan.