Mohon tunggu...
Penulis Senja
Penulis Senja Mohon Tunggu... Guru - Guru Honorer

Selamat Datang di Konten Blog saya, semoga dapat menghibur dan menginspirasi kalian semua. Silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar untuk request cerpen, puisi, artikel atau yang lainnya. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Coffee Clash - Grinder's Remorse [27]

6 Mei 2024   09:32 Diperbarui: 6 Mei 2024   09:36 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Setelah insiden mesin kopi yang hampir merusak operasional hariannya, Brew Classic kembali berjalan lancar. Namun, Leo merasakan kegelisahan yang tak bisa dijelaskan. Meski telah berhasil memperbaiki mesin secara sementara, dia menyadari bahwa peralatan mereka sudah mulai tua dan memerlukan perhatian lebih serius. Leo, yang selalu menganggap dirinya cukup handal dalam memperbaiki peralatan, mulai merasa bahwa ketergantungannya pada solusi sementara mungkin telah membahayakan bisnis yang dia dan Ava bangun dengan susah payah.

Di hari yang cerah itu, Leo memutuskan untuk menghadapi kenyataan tersebut. Dia berdiri di depan mesin kopi yang masih berbunyi sedikit lebih keras dari biasanya, memperhatikannya dengan pandangan yang serius. Ava, yang sedang mengatur display kue baru, memperhatikan raut wajah Leo yang tampak gelisah.

"Apa yang kamu pikirkan?" tanya Ava, mendekati Leo dengan sepotong cake tester di tangan.

Leo menghela nafas, berpaling dari mesin kopi, dan menghadap Ava. "Aku khawatir, Ava. Aku rasa kita benar-benar perlu berinvestasi di peralatan baru. Kita tidak bisa terus bergantung pada perbaikan-perbaikan sementara. Aku merasa seperti aku hanya membuat semuanya bertahan, bukan memperbaikinya."

Ava menaruh cake tester di atas counter dan memberikan perhatian penuh pada Leo. "Kamu benar," ujarnya lembut. "Kita mungkin harus melihat ini sebagai investasi jangka panjang. Mesin itu sudah bekerja keras setiap hari. Kita berutang pada diri kita sendiri dan pelanggan kita untuk memiliki peralatan yang bisa diandalkan."

Mereka menghabiskan sore itu mendiskusikan opsi pembiayaan untuk peralatan baru. Mereka meneliti berbagai model dan membandingkan harga serta ulasan. Meski prosesnya menegangkan dan terkadang membingungkan, mereka merasa lebih tenang telah mengambil langkah ini bersama.

Di hari berikutnya, Leo mengatur janji dengan seorang sales representative untuk peralatan kopi yang lebih modern dan efisien. Dia dan Ava duduk bersama di Brew Classic, mendengarkan penjelasan tentang efisiensi energi dan keandalan jangka panjang dari berbagai model yang ditawarkan.

Setelah pertemuan tersebut, mereka merasa lebih percaya diri dan yakin dengan keputusan mereka. Merekan memutuskan untuk membeli mesin kopi baru yang tidak hanya akan meningkatkan kualitas minuman mereka, tapi juga lebih ramah lingkungan dan ekonomis dalam pemakaian energi.

Pada akhir minggu, mesin baru tiba, dan Leo merasa sebuah beban terangkat dari bahunya. Dia tidak lagi memiliki 'grinder's remorse'---penyesalan karena terus menggunakan peralatan yang seharusnya sudah diganti. Ava tersenyum melihat Leo yang tampak lebih tenang dan berkata, "Ini awal yang baru, bukan?"

Leo mengangguk, tersenyum kembali. "Ya, awal yang baru untuk Brew Classic. Dan kali ini, dengan lebih sedikit kekhawatiran."

Pemasangan mesin baru itu seperti simbol dari komitmen mereka tidak hanya untuk bisnis, tapi juga untuk satu sama lain sebagai partner. Setiap cangkir kopi yang sekarang disajikan tidak hanya merefleksikan kualitas tetapi juga kepercayaan dan dedikasi mereka untuk pertumbuhan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun