Adapun prinsip-prinsip dasar tersebut menurut Stahl (1994), meliputi sebagai berikut.
a. Perumusan Tujuan Belajar Mahasiswa Harus Jelas
Sebelum menggunakan strategi pembelajaran, dosen hendaknya memulai dengan merumuskan tujuan pembelajaran dengan jelas dan spesifik. Tujuan tersebut menyangkut apa yang diinginkan oleh dosen untuk dilakukan oleh mahasiswa dalam kegiatan belajarnya.
Perumusan tujuan harus disesuaikan dengan tujuan kurikulum dan tujuan pembelajaran. Apakah kegiatan belajar mahasiswa ditekankan pada pemahaman materi pelajaran, sikap, dan proses dalam bekerja sama, ataukah keterampilan tertentu.
Tujuan harus dirumuskan dalam bahasa dan konteks kalimat yang mudah dimengerti oleh mahasiswa secara keseluruhan. Hal ini hendaknya dilakukan oleh dosen sebelum kelompok belajar terbentuk.
b. Penerimaan yang Menyeluruh oleh Mahasiswa tentang Tujuan Belajar
Dosen hendaknya mampu mengondisikan kelas agar mahasiswa menerima tujuan pembelajaran dari sudut kepentingan diri dan kepentingan kelas. Oleh karena itu, mahasiswa dikondisikan untuk mengetahui dan menerima kenyataan bahwa setiap orang dalam kelompoknya menerima dirinya untuk bekerja sama dalam mempelajari seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang telah ditetapkan untuk dipelajari.
c. Ketergantungan yang Bersifat Positif
Untuk mengondisikan terjadinya interdependensi di antara mahasiswa dalam kelompok belajar, maka dosen harus mengorganisasikan materi dan tugas-tugas pelajaran sehingga mahasiswa memahami dan mungkin untuk melakukan hal itu dalam kelompoknya (Johnson, et al., 1988).
Dosen harus merancang struktur kelompok dan tugas-tugas kelompok yang memungkinkan setiap mahasiswa untuk belajar dan mengevaluasi dirinya dan teman kelompoknya dalam penguasaan dan kemampuan memahami materi pelajaran. Kondisi belajar ini memungkinkan siswa untuk merasa tergantung secara positif pada anggota kelompok lainnya dalam mempelajari dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dosen.
d. Interaksi yang Bersifat Terbuka