Melalui artikel terdahulu, saya mengajak Kompasianer berbicara tentang bagaimana menulis artikel berbentuk prosedur. Yaitu tulisan yang mendeskripsikan langkah-langkah membuat sebuah produk dan langkah-langkah melakuan suatu instruksi, petunjuk atau tutorial.
Dalam artikel ini saya mengajak kembali Rekan-Rekan Kompasianer untuk mengingat dan saling mengingatkan pentingnya menguasai teknik menulis artikel deskriptif, yang sedikit berbeda dari deskripsi prosedural.Â
Tulisan kali ini menjelaskan artikel yang mendeskripsikan objek tertentu. Makna "objek" disini bisa berupa orang, hewan, tempat, tumbuhan atau benda alami atau buatan manusia. Sementara kata "tertentu" artinya bukan yang umum, melainkan yang spesifik, yang telah ditentukan oleh penulisnya.Â
Sebagai contoh, "pemain bulutangkis" adalah objek umum, sementara "Gloria Emmanuelle Widjaya" adalah contoh pebulutangkis tertentu. "Kucing" merupakan objek hewan secara umum, sementara "si Cemplon" menunjukan objek kucing piaraan saya. "Kota" adalah objek yang jika digambarkan deskripsinya akan terdengar umum, tapi Cirebon adalah kota tertentu yang terletak di bagian timur laut Jawa Barat.
Artikel semacam ini berusaha menghadirkan orang tertentu, hewan tertentu, tumbuhan tertentu, tempat tertentu atau benda tertentu; sementara pembaca dibantu dengan pengetahuan dan pengalamannya di masa lalu berusaha memvisualisasi untaian huruf berupa kata-kata, kalimat dan paragraf membentuk objek yang kurang lebih sama.
Tanggal 5 Juni yang lalu saya membaca tiga artikel berbentuk deskripsi di Kompasiana. Pertama, Kompasianer Safniyeti membuat saya seperti sedang mengamati secara langsung 3 pebulutangkis Gloria Emmanuelle Widjaya, Rizki Amelia Pradipta dan Melati Daeva Oktavianti, padahal saya hanya membaca tulisannya dengan judul "3 Pebulutangkis Indonesia Cantik Bak Bintang Sinetron, Ada Marshanda."
Kedua, membaca artikel Bro Ozy V. Alandika "5 Ekor Kucing Kampungku Gambarkan 5 Macam Kelakuan Manusia," saya merasa seperti sedang bermain-main dengan kucing-kucing tersebut.
Melalui artikelnya "Pesona San Sebastian Spanyol di Tengah Siesta," Kompasianer Hennie Triana mengilustrasikan seolah-olah sedang membawa saya mengikuti jalan-jalan bersamanya di kota tersebut.
Tiga ilustrasi di atas menandakan bahwa penggambaran dari ketiga Kompasianer tersebut berhasil, paling tidak bagi saya sendiri sebagai pembacanya.
Bagaimana agar deskripsi yang kita tulis mampu menjalankan fungsinya, yaitu memberi gambaran atau ilustrasi sedekat mungkin dengan objek aslinya. Sehingga pembaca memperoleh gambaran yang kurang lebih sama dengan apa yang kita gambarkan. Berikut tekniknya.
1. Deskripsi dimulai dengan mengajak pembaca mengidentifikasi objek.