Mohon tunggu...
Hari Wahyudi
Hari Wahyudi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Menyenangi suasana Senja selepas hujan.\r\nBerkontemplasi dengan menatap titik-titik hujan jatuh dan mengalir.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ada Enam Pocong di Kamarku

23 Desember 2011   17:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:50 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pintu kamar kubuka. "Cukup luas juga kamar ini, kurang lebih 5 x 8 meter luasnya", pikirku. Satu tempat tidur yang lumayan besar, cukup untuk tidur tiga orang dewasa. Ada juga dua kursi sofa dan satu meja sederhana di salah satu sudutnya. Bulu kudukku sedikit merinding. "Mungkin karena kamar ini begitu luas sehingga suasananya terasa lengang", demikian pikirku untuk menghibur diri. Setelah kusimpan tas, aku langsung mengambil handuk dan menuju ke kamar mandi.

Bunyi air yang kusiramkan ke tubuhku terdengar ribut, sepertinya hanya suara air itu yang terdengar di penginapan ini. Malam memang sudah larut dan semua penghuni kamar pasti sudah dibuai mimpi di kamar masing-masing. Akhirnya ku pelankan guyuran air mandi ke tubuhku, supaya suaranya tidak terdengar terlalu ribut. Aku khawatir penghuni kamar sebelah terganggu. Setelah kurasa cukup menyiramkan air ke tubuhku, akupun langsung menyambar handuk yang ku gantung di pintu. Pintu kamar mandi bagian atasnya ada lubang, sepertinya tinggi daun pintu itu tidak cukup untuk tinggi kusennya, masih ada sisa yang menjadi lubang untuk bisa melihat keluar ke arah tempat tidur dari dalam kamar mandi ini. Sembari melap handuk ke tubuhku aku melirik ke arah lubang itu, dan sekelebat aku melihat bayangan yang bergerak. Aku tidak yakin...!!!, sekali lagi aku melirik ke arah lubang itu, ya...ada sekelebat bayangan. Aku berusaha meyakinkan diri dan berusaha untuk tenang. Aku tidak bergerak, kupasang telingaku baik-baik untuk mendengarkan suara langkah kaki atau suara seseorang. "Aku tadi tidak lupa mengunci kembali pintu kamar koq", aku mencoba mengingat-ingat. "Apa Mas resepsionis tadi yang masuk ke kamarku, untuk mengantarkan sesuatu?", tanyaku lagi dalam hati.

Aku masih berdiri dekat pintu kamar mandi. Di dalam hatiku berkecamuk segala pikiran, "Ah, tidak mungkin Mas resepsionis itu yang masuk ke kamar, masa' nyelonong masuk begitu saja tidak pakai permisi dulu".

Dan seandainya yang di luar itu orang, pasti lah dengan niat yang tidak baik. Aku masih tetap berdiri tanpa bergerak sedikitpun, sekedar untuk menggeser telapak kaki saja tak kulakukan, aku khawatir suara sekecil apapun akan kedengaran. Aku melirik kembali ke arah lubang itu, dan aku melihat beberapa bayangan berkelebat. Memang tidak cukup jelas, karena lubang itu tidak cukup lebar untuk melihat keluar, apalagi lubang itu cukup tinggi bagiku, kira-kira setinggi rata dengan dahiku. Bulu kudukku mulai merinding, tapi aku masih berusaha menenangkan diri. Akhirnya kupejamkan mata dan berdoa kepada Tuhan, kiranya aku dapat mengetahui siapa yang ada di kamarku ini dan saat ku buka mataku.....Astaga...!!!aku melihat ada beberapa pocong!!!!.  Ya..ada enam pocong yang duduk di pinggir tempat tidur di kamarku.

Bersambung.......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun