Merasa prihatin dengan nasib sesama penyandang disabilitas, Yoyok Waluyo (43) warga Kediri bertekad ingin menemui Presiden Joko Widodo. Menurutnya meski UU RI Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas telah disahkan, namun pemenuhan hak masyarakat berkebutuhan khusus secara umum belum mengalami perubahan signifikan dan menyeluruh.Â
"Keadilan belum setara, anak berkebutuhan khusus masih banyak tidak sekolah, difabel menjadi gelandangan di jalanan," ungkap  Yoyok di Sekretariat Lingkar Sosial  (16/3) Malang.
Perjalanan dimulai dari Mojokerto sejak Oktober tahun lalu, kisah Yoyok. Dari kota itu kemudian berlanjut ke Malang, Pasuruan, Kediri, Tulungagung, Trenggalek dan Kediri dan kota-kota lainnya, rincinya.
"Singgah dari kota ke kota, saya mampir kantor walikota maupun bupati untuk memberikan masukan tentang aksesibilitas dan hak-hak penyandang disabilitas lainnya," papar pria yang mengalami polio sejak kecil ini. Ia menggunakan sepeda motor roda tiga untuk menjalankan misinya.
Untuk mendukung misinya Yoyok dua hal penting, yaitu bekal perjalanan dan perawatan kendaraan.
"Untuk bekal perjalanan saya swadana.Mangkal di terminal untuk tawarkan jasa pijat," ungkapnya. Juga menjual sampah plastik yang ia kumpulkan. Dua keuntungan, kata Yoyok, dapat uang sekaligus membersihkan fasum dari sampah yang tidak pada tempatnya.
Selanjutnya adalah maintenance kendaraan, kata Yoyok. Jika ada masalah kendaraan harus bisa mandiri  mengatasinya.
Yoyok berharap aktivitasnya akan membuka mata semua pihak bahwa penyandang disabilitas mampu melakukan apapun seperti orang pada umumnya.
"Juga untuk mengingatkan pemerintah terkait implementasi kesamaan dan kesetraan hak penyandang disabilitas  sebagai warga negara," pungkasnya. (Ken)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H