Mohon tunggu...
Kertaning Tyas
Kertaning Tyas Mohon Tunggu... Human Resources - Pendiri Lingkar Sosial Indonesia

Panggil saja Ken. Penggerak inklusi di Jawa Timur.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

3 Bulan Tanpa Obat Kusta, Semoga Anakku Tidak Cacat

12 Juli 2016   22:51 Diperbarui: 12 Juli 2016   22:56 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anisa seperti melamun menatap anaknya Faizal (keduanya bukan nama sebenarnya) yang sedang bermain bola bersama teman-temannya. Pikir ibunya hari ini sang anak tampak bahagia namun bagaimana dengan esok hari, esok dan esoknya lagi? Tak ada yang tahu, Anisah hanya berharap anaknya bisa selamat tanpa cacat, pasalnya sudah tiga bulan ini Faizal tak minum obat kusta. Kata Puskesmas stok obat kusta untuk anak- anak lagi kosong!

Faizal (10th), anak warga Kecamatan Palang Kabupaten Tuban Jawa Timur, diketahui menderita kusta sejak Oktober 2015. Beruntung cepat terdeteksi sehingga kemungkinan cacat bisa dihindari. Anisa dan suaminya selalu semangat untuk kesembuhan anaknya, hanya saja kini menjadi was-was karena setelah tujuh bulan jalan pengobatan kini tak ada lagi obat yang bisa dikonsumsi Faizal.

Daruratkah pelayanan kusta? Penting diketahui, kusta merupakan penyakit menular tahunan yang ditimbulkan oleh Mycobacterium Leprae, menyerang sel syaraf tepi kecuali otak. Terlambat atau tidak tepatnya penanganan kusta dapat menyebabkan cacat permanen. Ciri khas penyakit ini adalah mati rasa, sehingga kerap kali luka pada diri penderita tak dirasa bahkan hingga jari jemari mretheli tanpa disadari.

Angka kusta di Indonesia masih tinggi, peringkat tiga dunia setelah India dan Brazil. Untuk penanganannya Indonesia mendapat support obat kusta MDT dari WHO serta bantuan teknis dari lembaga asing yang berkompeten. MDT atau Multy Drug Terapy, kombinasi beberapa obat, dapat diperoleh secara gratis di Puskesmas.

Pengobatan kusta selain untuk kesembuhan penderita juga memutus mata rantai penularan. Kusta dapat menular melalui kontak terus menerus dengan penderita dalam jangka waktu relatif panjang, namun tak lagi menular setelah mendapat pengobatan MDT. Kesiapan obat kusta penting bagi kesembuhan penderita dan pemberantasan kusta. Maka target Pemerintah mencapai Indonesia Bebas Kusta 2019 rasanya mustahil tanpa kesiapan obat kusta.

Secara medis 95 persen orang kebal kusta, 5 persen sisanya: 3 persen bisa sembuh sendiri karena ketahanan fisik, 2 persen harus berobat. Meski kecil prosentase, dampak kusta yaitu cacat permanen dianggap mengerikan sehingga para penderita banyak dijauhi masyarakat bahkan dikucilkan oleh keluarga sendiri. Kusta bisa menyerang siapapun termasuk anak-anak. Kasus pada anak-anak, banyak mengalami putus sekolah karena malu atau dikucilkan teman-temannya.

Apa yang dialami Faizal bisa dialami oleh banyak anak di negeri ini ketika dinas kesehatan tak siap mengkondisikan stok obat pada puskesmas. Ada dikabarkan stok obat kusta MDT ada di dinkes provinsi kemudian di distribusikan pada Puskesmas berdasarkan permintaan/ kebutuhan. Baik, tapi ketika selama 3 bulan perawat kusta di Puskesmas berteriak minta kirim obat namun MDT tak kunjung datang, bagian manakah yang bermasalah?

Kementrian Kesehatan pada setiap rilisnya menawarkan saluran untuk laporan masyarakat melalui email kontak@kemkes.go.id atau SMS ke 081281562620, namun tidak cukup menjawab aduan masyarakat secara tepat. Yang saya alami saluran tersebut diemail tak kunjung ada respon, di SMS nggak pernah masuk, mau telpon nggak cukup pulsa.

Kasus ibu Rohayah di Lampung pasien kusta yg saya laporkan sudah lebih dari sebulan lalu belum ada respon dan progress di lapangan. Ibu Rohayah dan anaknya hingga saat ini masih setia menunggu datangnya obat kusta MDT. Mereka adalah satu kasus dari banyak masalah kusta yang bisa ditindaklanjuti karena keberanian mereka melapor, lainnya memilih diam dan pasrah karena malu atau menolak memberikan data pengobatan dan identitas diri karena takut.

Jika sudah demikian kemana lagi harus mengadu sedangkan obat kusta sesungguhnya tak bisa ditunda-tunda? Semoga tak salah jika solusinya berharap pada kompasiana agar informasi ini bisa dibaca pihak-pihak terkait sehingga teman-teman penderita kusta yang terlantar akan segera terbantu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun