Kata orang selingkuh itu memang indah, itu sebabnya banyak orang yang berlomba-lomba ingin selingkuh. Baik yang masih pacaran maupun yang sudah menikah seakan tidak pernah bosannya untuk mencicipi nikmat perselingkuhan yang tiada tara itu. Ada yang pasang satu, dua, bahkan tiga selingkuhan tergantung pada kemampuan dan kemauan si peselingkuh.
Berawal dari kejenuhanku akan gonta-ganti pasangan dengan si Re yang berbodi semok dan aduhai dibalik balutan kostum birunya ataupun si Be yang enak diajak jalan dan tidak boros. Beberapa kali kucoba untuk gonta-ganti pasangan antara lain dengan si Vi, Me, Sa, Ki, Mi, Va, Su dan Kha. Namun yang paling berkesan diantara pasangan yang pernah bersama denganku adalah dengan si RE Karena dia telah bersamaku selama satu setengah tahun lebih dengan kenangan manis melewati indahnya kebersamaan dalam dinginnya malam, teriknya mentari ataupun di bawah guyuran hujan deras. Si Re terpaksa kurelakan bersama dengan yang lain setelah jarak yang cukup jauh memisahkan kami yang tidak memungkinkan lagi untuk bersama dan ternyata ada orang lain yang naksir si Re sehingga dia harus kurelakan walaupun dengan berat hati.
Setelah sekian lama dalam kesendirian, juga akibat dari ukuran lingkar perutku yang semakin membesar yang membentuk one pack sehingga hampir semua celanaku tidak muat lagi dan untuk beli celana baru dibutuhkan biaya ekstra, apalagi income sudah mulai berkurang sehubungan pekerjaan yang sekarang ini menuntut untuk harus memperketat anggaran. Sehingga aku memutuskan untuk mencari selingkuhan baru yang bisa membantu mengurangi lingkar perut, menambah kebugaran dan tentunya menunjang program hematku.
Akhirnya aku memutuskan mencari selingkuhan yang lebih langsing dan tidak memiliki berat badan lebih. Untuk mencari selingkuhan baru ini tidaklah mudah, aku harus menyebrang ke pulau seberang menerjang badai dan hujan deras. Untung saja aku punya misi tambahan yang menunjang pencarian selingkuhan baru ini sehingga badai dan hujan ini tidaklah begitu terasa.
Setelah berjuang hampir seharian, akhirnya kutemukan si selingkuhan baruku. Pertama sekali aku memandangnya, aku langsung jatuh cinta. Mungkinkah ini yang disebut dengan Love at the first sight. Tanpa berpikir panjang kuajak dia berkenalan, kusentuh, kurengkuh dan kucoba menaiki dia. Baru kutahu bahwa dia bernama “WIM” Cycle dengan dua cakram di depan dan belakang, dengan kaki putih depan yang terlihat kokoh menambah kegagahan penunggangnya. Setelah proses tawar menawar yang alot dengan si empunya, akhirnya si “WIM’ menjadi milikku dan siap kuboyong ke kotaku agar nantinya dapat menjadi teman perjalanan yang setia menemani dan mengisi kekosongan hari-hariku.
Tentunya aku pasti akan membawanya jalan-jalan keliling kota sekalian menemani berolahraga mengurangi ukuran lingkar perutku yang one pack sehingga nantinya aku dapat semakin bugar dan kuat serta celana-celana yang dulu kumuseumkan dapat terpakai kembali. Aku yakin bahwa program penghematan akan berjalan lancar karena si “WIM” tidak perlu minum bensin dan tidak memerlukan pakaian yang mahal-mahal. Terimakasih “WIM” telah bersedia untuk menemani hari-hariku dan mendukung program sehat serta hematku. Sumber foto: Ilustrasi (google), dokumen pribadi silakan juga dibaca tulisan lainnya di: 1.Masa Lalu Oh Masa Lalu 2.Om, Burungnya Dikeluarin Dong, Kisah (Burung Omku Sayang, Burung Omku Malang) 3.Aku Produk Aborsi Gagal Ibuku 4.Kemarin Antara Ariel dan Peterporn, Hari Ini Bule Vs Indo.. Asli dan Bukan Rekayasa 5.Pesona Wisata Pulau Asu (Bukan Pulau yang Banyak Anjing Ya) 6.Kisah Lucu Dianggap Sebagai Perempuan Cerewet di Warnet
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H