Mohon tunggu...
Yafaowoloo Gea
Yafaowoloo Gea Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Pencinta Traveling, Pemerhati Wisata & Budaya Nias

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Balada Suami Perantau

5 Januari 2013   17:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:28 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1355414502247538634

Istriku......

Meniti hari jauh darimu ibarat seorang prajurit garis depan di medan perang

Berbaur dalam hiruk pikuk dan dentuman senjata

Berlari, melompat dan merangkak

Menghindar, tiarap dan sembunyi

Istriku.....

Tahukah dikau, daku berperang dengan mata dan hati

Melawan gairah yang hendak mencabik

Musuhku bukanlah meriam dan senjata api

Bukan pula pasukan berkuda yang membawa panji

Di sini aku bertarung melawan sepi

Menghalau derai tawa dan kerlingan bidadari

Penggoda, pengundang hasrat tuk berbagi hati

Namun...

Suara lembut dan tatapan mata indahmu

Selalu membayang dalam kalbuku

Menyentak menghalau gundah laraku

Menjadi tameng dalam dadaku

Istriku...

Bila kuteringat saat kau tertatih dan merintih

Tertidur sepi tanpa diriku di sisi

Menahan sakit dan perih tanpa kekasih

Menunggu daku untuk kembali

Bila saat ini engkau bermimpi

Ingatlah daku yang jauh di sini, menjaga hati sampai nanti

Mengurai kisah menghitung hari

Hingga Sukmaku mencapai tepi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun