Mohon tunggu...
Yafaowoloo Gea
Yafaowoloo Gea Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Pencinta Traveling, Pemerhati Wisata & Budaya Nias

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Lagundri dan Sorake (diprediksi) akan Hilang 10 Tahun Lagi

13 Oktober 2015   04:29 Diperbarui: 13 Oktober 2015   04:47 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[Dahsyatnya Ombak Sorake, Sumber: http://planetsurfonline.com/uploads/new_gallery/1407746033.jpg]

Lagundri dan Sorake merupakan ikon pariwisata terbesar di Nias bahkan Sumatera Utara di tahun 90an, terkenal dengan wisata surfing yang disebut sebagai kedua terbaik setelah Hawaii. Hal ini bisa dilihat dengan berbagai kejuaraan surfing tingkat internasional dilaksanakan di sana pada masa itu, bahkan pada awal 90an salah satu perusahaan minuman terbesar Coca Cola membuat iklannya dengan latar pantai Sorake dan surfingnya. Ribuan pencinta surfing berbondong-bondong datang ke Pulau Nias (Lagundri dan Sorake) untuk menjajal gulungan ombak di sana. (Silakan klik link berikut untuk menonton iklan tersebut).

https://www.facebook.com/visitniasisland/videos/vb.931179680280790/942907005774724/?type=2&theater

Diprediksi, kisah di atas akan (segera) jadi kenangan setelah penambangan pasir besar-besaran yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab di sepanjang pesisir pantai Lagundri yang dikumpulkan dan dijual untuk keperluan *pembangunan dan proyek milik pemerintah setempat (mengutip komentar dari salah satu postingan pemilik salah satu penginapan di Sorake melalui akun facebook-nya).

Kegiatan penambangan pasir tiada henti ini telah mengakibatkan kerusakan besar di sepanjang pantai, bahkan akibat ombak besar minggu ini, pantai di lagundri hampir lenyap. Sebuah penginapan milik warga nyaris ambruk akibat pasir pantai yang tergerus ombak. Seorang pemerhati wisata yang tidak ingin disebutkan namanya menyampaikan kecamannya melalui email dengan lampiran foto-foto pantai lagundri yang rusak. Beliau berkata bahwa:

Saya melihatnya sebuah diskusi hangat di Facebook tentang kerusakan yan terjadi di Pantai Lagundri ini, beberapa orang mengatakan bahwa ini merupakan bagian dari fenomena alam, namun bagi saya dan beberapa orang lainnya yang tinggal di Sorake mengatakan bahwa ini merupakan akibat dari penambangan pasir di sana. Puluhan truk pasir setiap harinya diambil di sana dan kegiatan ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Sangatlah bertolak belakang dengan usaha pemerintah pusat belakangan ini yang mengirimkan konsultan dan delegasi untuk pengembangan kepariwisataan, namun di sisi lain berbagai lokasi wisata terkenal di Sumatera di rusak oleh tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab yang notabene masyarakat setempat hanya karena duit sesaat.

Berbagai kecaman dan keprihatinan akan kondisi pantai Lagundridan Sorake disampaikan oleh netizen melalui komentar mereka di facebook. Beberapa yang berhasil dikutip adalah:

"Kaget sekali lihat photo ini, benar2 keterlaluan , hancur kelapa2 , padahal kelapa2 itulah penahan tanah dan keindahan pantai sedih dan jadi makin marah lihat photo ini"

"There will be no Nias in ten years" (Nias akan lenyap dalam 10 tahun)

"Demi sesuap nasi pantai di nias .khususnya lagundri hancur... ini seharunya di pertanyakan ke Bupati dan para pemerintah di nias selatan.... di mana mata mereka sampai terjadi hal seperti ini"

"pasti ada orng di belakang layar ini, makanya terang terangan seperti itu, wah bahaya nias dalam keadan gawat darurat!!! Oknum oknum yg kkn dan haus akan kekuasaan, banyak sekali pemain di sana!! saya analogikan, apabila penambangan pasir ini di hentikan, siapa yg rugi? Ya para pemborong? Siapa pembrong? Ya orang orng penting di pemda pastinya?
Kalau ini di hentikan pasti kebutuhan pasir dalam pembangunan tidak ada lagi, karena alternatif belum ada sampai saat ini!!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun