Mohon tunggu...
Azkha Jauza Risyha
Azkha Jauza Risyha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Saya merupakan mahasiswa baru di UPN 'Veteran' Jakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik program studi Ilmu Komunikasi. Tertarik untuk terjun ke dunia produksi film dan sedang mengusahakan untuk dapat menjadi produser film suatu saat nanti. Memiliki ketertarikan dalam film khususnya genre aksi dan fiksi ilmiah serta literasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Literasi Digital Penting dalam Bermedia Sosial?

10 November 2024   23:50 Diperbarui: 11 November 2024   20:11 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media sosial telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia di era serba digital saat ini. Kita memperoleh berita, berkomunikasi dengan teman, hingga berbagi momen hidup melalui platform di media sosial. Namun, seiring derasnya arus informasi, muncul pula tantangan besar tentang bagaimana kita bisa menyaring dan memahami informasi yang akurat di tengah banjirnya data. Di sinilah arti penting literasi digital dalam membaca informasi di media sosial menjadi krusial. Literasi digital membantu kita menjadi konsumen informasi yang lebih bijak, kritis, dan terhindar dari jebakan misinformasi dan hoaks.

Media sosial memberi manusia akses instan ke berbagai informasi, mulai dari peristiwa terkini hingga berbagai konten hiburan. Akan tetapi, tingginya volume informasi membuat kita rentan terhadap informasi yang tidak akurat, sensasional, atau bahkan menyesatkan. Tanpa kemampuan literasi digital yang memadai, pengguna media sosial dapat dengan mudah tersesat dalam labirin informasi palsu yang beredar bebas. Literasi digital bukan hanya tentang kemampuan menggunakan teknologi, tetapi juga tentang keterampilan dalam menganalisis, mengevaluasi, dan memverifikasi informasi yang kita terima (Saputra, 2023). 

Studi yang dilakukan oleh Salsabila et al., (2024) menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna media sosial di Indonesia belum memiliki pemahaman yang baik mengenai cara mengecek kebenaran informasi yang mereka baca yang pada akhirnya meningkatkan risiko penyebaran hoaks. 

Dengan memiliki kemampuan literasi digital yang baik, manusia akan mampu memverifikasi fakta, mengenal bias, serta mengidentifikasi sumber informasi yang kredibel. Salah satu tujuan dari literasi digital adalah untuk membangun masyarakat yang kritis dan bijak dalam menghadapi informasi di media sosial. Hal ini penting terutama di tengah maraknya isu-isu sensitif yang dapat memengaruhi stabilitas sosial dan politik. Sebagai contoh, 

penelitian yang dilakukan oleh Febriansyah & Muksin, (2020) mengungkapkan bahwa penyebaran hoaks mengenai isu politik di media sosial seringkali berakibat pada peningkatan ketegangan antar kelompok masyarakat. 

Apabila memiliki kemampuan literasi digital, masyarakat akan dapat lebih jernih dalam melihat suatu isu, memahami konteks, serta tidak terburu-buru dalam menyebarluaskan informasi yang belum diverifikasi.

Kritis dalam menyerap informasi juga berarti kita tidak hanya melihat isi konten, tetapi juga menganalisis siapa yang menyebarkan informasi tersebut. Penelitian Herawati (2024) menyebutkan bahwa banyaknya akun-akun anonim yang memiliki agenda tersembunyi menjadi tantangan yang serius dalam upaya melawan hoaks. Literasi digital dapat membuat kita menjadi kritis dan mempertanyakan kredibilitas sumber informasi. Tidak menutup kemungkinan kita juga dapat mengetahui siapa di balik penyebaran konten tersebut yang pada akhirnya mendorong kita menjadi pengguna media sosial yang lebih bijak dan bertanggung jawab.

Pentingnya literasi digital tidak dapat dipisahkan dari peran pendidikan dan dukungan pemerintah. Pendidikan mengenai literasi digital harus menjadi bagian integral dari sistem pendidikan formal dan informal. Program-program yang dirancang oleh pemerintah maupun organisasi masyarakat dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi digital. Selain itu, pemerintah juga berperan dalam menciptakan regulasi yang membatasi penyebaran informasi palsu dan memberikan perlindungan bagi pengguna media sosial.

Kita perlu menyadari bahwa media sosial adalah pisau bermata dua. Di satu sisi, media sosial memberikan banyak manfaat, seperti menghubungkan orang-orang di berbagai belahan dunia dan menyediakan informasi dengan cepat. Namun, di sisi lain, tanpa keterampilan literasi digital yang memadai, media sosial dapat menjadi sumber dari berbagai masalah, mulai dari penyebaran informasi palsu hingga konflik sosial. Oleh karena itu, literasi digital menjadi fondasi yang sangat penting dalam membangun masyarakat yang cerdas dan bijak dalam menggunakan media sosial.

Secara keseluruhan, literasi digital adalah keterampilan yang sangat dibutuhkan di era media sosial. Dengan memiliki literasi digital yang baik, manusia dapat menyaring informasi dengan lebih kritis, menghindari penyebaran hoaks, serta menjadi pengguna media sosial yang lebih bijak dan bertanggung jawab. Meningkatkan literasi digital masyarakat memerlukan upaya bersama, baik dari pemerintah, lembaga pendidikan, maupun setiap individu. Sebagai pengguna media sosial, kita semua memiliki tanggung jawab untuk terus meningkatkan kemampuan literasi digital kita agar bisa memanfaatkan teknologi secara optimal dan menghindari dampak negatif dari misinformasi.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun