Mohon tunggu...
Wahyu Jatmiko
Wahyu Jatmiko Mohon Tunggu... Administrasi - The Seeker

Musik, membaca, menulis, fotografi, videografi, hal-hal yang selalu kucari di saat-saat senggangku....

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sampah... Sangat Menyebalkan...

5 Februari 2014   12:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:08 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya tidak ingin Indonesia punya gedung-gedung  yang tinggi dan bagus, saya hanya ingin Indonesia itu bersih."

Itulah yang diucapkan oleh mantan dosen saya beberapa tahun yang lalu sewaktu saya bertandang ke rumahnya. Saat beliau mengucapkannya saya hanya menanggapi dengan senyuman, namun melihat kenyataan saat ini, dimana sampah telah menjadi masalah dimana-mana, ungkapan tersebut kembali terngiang di telinga, sebuah ungkapan sederhana namun ternyata tidak semudah menerapkannya.

Menangani sampah memang tidak mudah. Perlu usaha bersama dari seluruh lapisan masyarakat untuk membangun visi bersama agar lingkungan bebas dari sampah. Untuk mewujudkannya, sebenarnya hanya diperlukan satu kesadaran kecil dalam hati setiap insan untuk membiasakan diri tidak membuang sampah sembarangan, dan juga untuk menjaga dan memelihara  keberadaan tong-tong sampah agar berfungsi dengan semestinya.

Pemerintah dapat saja bergerak mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mengadakan kegiatan pembersihan sampah di sebuah area, namun usaha semacam itu hanya akan bersifat sementara, dan selanjutnya sampah akan bertumpuk lagi. Pembersihan sampah harus diawali dari kesadaran diri, rasa memiliki, dan cinta lingkungan. Jika hal-hal mendasar seperti ini sudah terpenuhi, maka sampah akan hilang dengan sendirinya sebab setiap masyarakat ikut bertanggungjawab terhadap lingkungannya masing-masing.

Saya tidak tahu bagaimana teknis membangun kesadaran tersebut pada masyarakat. Penyuluhan dan pembinaan sering hanya menghasilkan sebuah wacana, bukan kesadaran. Saya sering curiga, jika saya melihat sebuah taman atau jalanan di kota yang begitu bersih, maka yang hebat adalah tukang sampahnya, dan bukan masyarakatnya. Tukang sampahnya pun peduli lingkungan karena mereka dibayar, jika tidak, mungkin kelakuan mereka sama dengan masyarakat pada umumnya.

Sampah tidak bisa diperangi sendirian atau hanya oleh sekelompok orang. Itu masalah bersama yang perlu kepedulian bersama. Bukankah menyenangkan dan sehat jika lingkungan tempat kita tinggal bersih dari sampah? Tidakkah membanggakan jika masyarakat Indonesia dikenal dunia sebagai masyarakat yang mencintai lingkungannya?

Seorang blogger warga Bulgaria, Inna Savova (21), yang kini menetap di Bandung,  karena sudah tidak tahan lagi melihat sampah yang bertebaran dimana-mana, sampai memberi  julukan lain untuk Kota Bandung yaitu 'The City of Pigs'. Kritik pedas itu ia tuangkan dalam sebuah tulisan di blognya venusgotgonorrhea.wordpress.com pada 16 Januari 2014. Kiranya kritik pedas tersebut jangan dianggap sebagai hinaan, namun jadikan sebagai sebuah tamparan bagi kita semua.

***

05 Februari 2014 | By: Jatz


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun