Mohon tunggu...
Indih Ariyanty
Indih Ariyanty Mohon Tunggu... Guru - sederhana

Seorang wanita sederhana mencoba memberi manfaat untuk sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selamat Jalan Yaa Masyaikh

1 Juli 2020   09:15 Diperbarui: 1 Juli 2020   09:14 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bapak namamu sudah sering kudengar. Engkau selalu datang ke tempat aktivitas dakwah kami tapi aku tak pernah memastikan keberadaan dan bagaimana rupamu. Pun setiap kali bolak balik ke rumah Bapak di Kuningan Jakarta, aku tak pernah melihat wajah beliau meski postur badan beliau terlihat olehku dari ruang tamu.

Akhirnya aku salah dalam mengartikan siapa dirimu Bapak. Hingga suatu hari aku bermimpi seorang Bapak tua yang belum kutahu wajahnya dan Ibu tua yang sudah kukenal karena kami sering sekali bertemu datang menghampiriku kami berbicara di belakang rumah di tanah lapang yang sangaaat luas dengan jemuran pakaian takwa yang banyaak sekali. 

Bapak: "Nak, Bapak hanya punya ini" begitu beliau memanggilku Nak. Dan menyebut dirinya Bapak di hadapanku. Dan merendahkan hatinya tentang apa yang beliau miliki. Aku sontak terkaget begitu bangun tidur. Jadi selama ini aku salah tentang bagaimana postur dan wajah Bapak. Dan bahagia didatangi seorang Syaikh besar yang memanggilku dengan sebutan "Nak". Saat panggilan itu kudengar, aku merasa aku anaknya.

Dan keesokan harinya aku melihat wajah asli dirimu Bapak di news feed Fb ku. Semakin memperjelas apa yg kulihat dalam tidurku. Peristiwa itu kuceritakan pada Papaku. "Papa, tadi malam Syaikh ini datang beserta istrinya yg sudah Indih kenal ke dalam tidur Indih". Papa bilang mimpimu benar.

Dan setelah itu Beliau lebih sering datang dalam tidurku dibandingkan Papaku sendiri.

Yaa Masyaikh Hilmi Aminuddin .... kiprahmu dalam dakwah dan ummat tak terbantahkan lagi. Bahkan seorang presiden pun mau mendegarkan nasihatmu. Kau bagaikan matahari yang menyinari hati mereka yang gelap.

Selamat jalan Papa dan Bapak. Kalian berdua meninggal dalam keadaan tersenyum. Husnul khotimah inshaAllah .....

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ

اللهم اغفر له وارحمه
 وعافه واعف عنه، اللهم أدخله الجنة وأعذها من عذاب القبر ومن عذاب النار

آمينَ يَامُجِيبَ السَّائِلِينَ

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun