Pergaulan adalah bentuk interaksi manusia lebih dari 1 orang. Begitu pentingnya pergaulan, output akhir yang terjadi adalah terciptanya etika dan budaya dan bangsa. Oleh karena itu adab berbagai hubungan (pergaulan) dan interaksi manusia itu menjadi bagian besar dari struktur utama kehidupan manusia dimana yang diharapkan adalah tercapainya kesatuan dalam masyarakat hingga bahkan sebagian adab telah menjadi undang --undang atau tradisi.
Dalam Islam pun, pergaulan menjadi bab yang penting. Untuk mencapai kesatuan persatuan muslim dibutuhkan adanya etika pergaulan yang baik. Sebuah pergaulan haruslah sebuah bentuk karunia, cahaya dan nikmat yang dituangkan kedalam hati hamba-Nya yang ikhlas dan orang-orang yang bertakwa kepada-Nya.
Yang melahirkan ukhuwah (persaudaraan). Oleh karena itu menata hati dalam bergaul menjadi penting. Ia adalah landasan dasar yang harus dilalui. Seperti dalam QS.Ali Imran : 103 dibawah ini :Â
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali agama Allah dan janganlah kamu bercerai berai. Dan Ingatlah nikmat Allah atas kamu, tatkala kamu bermusuh -- musuhan lalu Allah mempersatukan hati -- hati kamu lantas dengan nikmat Allah kamu jadi bersaudara."
II. URGENSI DAN KEUTAMAAN MENATA HATI DALAM BERGAUL.
Untuk Diri
1. Terpancar sinar diwajah ( Hr Abu Dawud)
" Sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda,' Sesungguhnya diantara hamba -- hamba Allah itu ada beberapa orang yang bukan Nabi & Syuhada tetapi para nabi dan Syuhada menginginkan keadaan  seperti mereka, karena kedudukannya disisi Allah. Sahabat bertanya," Ya Rasulullah tolong beritahu kami, siapa mereka?"Rasulullah Saw menjawab mereka adalah suatu kaum yang saling mencintai karena Allah tanpa ada hubungan sanak saudara diantara mereka serta tidak ada hubungan harta benda yang ada pada mereka. Maka demi Allah wajah -- wajah mereka sungguh bercahaya dan mereka tidak takut apa -- apa dikala orang lain takut dan mereka tidak berduka cita dikala orang lain berduka cita.
2. Terampuni dosa-dosanya.
      " Rasulullah saw. Bersabda,'Sesungguhnya seorang muslim apabila bertemu saudaranya yang muslim, lalu ia memegang tangannya (berjabat tangan) gugurlah dosa -- dosa keduanya sebagaimana gugurnya daun dari pohon kering ketika ditiup angin kencang. Sungguh diampuni dosa mereka berdua, meski sebanyak buih dilautan." ( h.r. Thabrani)
3. Berada dibawah naungan Arsy pada hari kiamat