Ummul Mukminin Ketiga
Hafshoh binti Umar berasal dari keturunan Suku Bangsa Arab Adawiyah. Dengan silsilah keluarga dari ayahnya : Hafshof binti Umar bin Khattab bin Naf'al bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurtb bin Rajah bin Adi bin Luay. Dan Ibunya bernama Zainab binti Madh'un bin Hubaib bin Wahab bin Kudzafah, saudara perempuan dari Ustman bin Madh'un.
Beliau lahir pada saat Rasulullah memindahkan Hajar Aswad ke tempat semula, Ka'bah bersamaan beberapa hari dengan lahirnya Fathimah binti Muhammad. Tepatnya 15 tahun sebelum hijrah. Hafshoh menikah dengan seorang mujahid yang meninggal pada perang Uhud, Khunais bin Hudzafah bin As-Sahmi ra. Saat itu Hafshoh berusia 18 tahun.
Umar sangat sedih melihat kesepian yang mencekam Hafshoh. Dan munculah dalam benaknya untuk menikahkan putrinya dengan harapan selaput mendung yang ada akan hilang dari wajah anaknya itu.
Calon pertama jatuh pada Abubakar As Shiddiq. Abubakar adalah sahabatnya yang telah matang, halus budi bahasa, dan sabar. Menurutnya itu sangat tepat untuk membimbing putrinya. Sebab Hafshoh mewarisi kekerasan dan kecemburuan Umar. Langkahnya sangat mantap dan yakin Abubakar akan menerima. Sedang Abubakar hanya diam mendengarkan.
Kemudian Umar singgah ke tempat Utsman bi 'Affan, menantu Rasulullah suami Ruqoyah. Ustman baru saja kehilangan istrinya, dengan hati-hati Umar membicarakan Hafshoh dengan Ustman. Mendengar permintaan Umar, Ustman meminta waktu untuk berfikir dengan alasan dia masih berduka atas kematian istrinya. Setelah beberapa hari Utsman menjawab bahwa dia belum berniat beristri lagi untuk sementara ini.
Dengan kemarahan yang tercermin di wajahnya, Umar sangat kecewa terhadap kedua sahabatnya, ia pun meminta ijin untuk menemui Rasulullah SAW. Rasulullah menerima Umar dengan raut wajah jernih, cerah penuh senyum. Dengan lembut dan kasih ditanyakan apa masalahnya sehingga Umar naik pitam. Rasulullah hanya tersenyum mendengarnya, beliau mengatakan "Tenanglah Umar. Percayalah, Hafshoh akan kawin dengan orang yang  lebih baik dari ustman, begitu pula dengan Ustman, dia akan kawin dengan wanita yang lebih baik dari Hafshoh." Umar terbengong mendengarnya.Â
Wajahnya berseri, hatinya berbunga-bunga antara percaya dan tidak, sebab orang itu tidak lain adalah Rasulullah sendiri. Umar pun bangkit dan menjabat tangan Rasulullah dan amarahnya hilang seketika. Umar keluar mengabarkan kepada Abubakar, Ustman dan penduduk Madinah. Abubakar lansung menyambut dengan uluran tangan memberi restu dan sekaligus mohon maaf. "jangan kau marah dan sakit hati padaku Umar, sesungguhnya Rasulullah pernah menyebut Hafshoh dan aku tidak ingin membuka rahasia ini kecuali oleh Rasulullah sendiri. Sekiranya dia bebas pastilah aku mengawininya.
Tak lama kemudian Nabi SAW menikahi Hafshoh tepatnya pada tahun ketiga setelah hijrah. Rasulullah menikahi Hafshof disebabkan rasa sayang Rasulullah SAW pada Umar. Madinah menjadi kota penuh rahmat dan berkah sebab Rasulullah telah mengulurkan tangannya kepada Umar dan mengisi kekosongan hati Hafsoh.
Rahasia Bocor
Pengantin baru datang mengisi rumah Rasulullah. Saudah menerima dengan baik dan penuh kerelaan. Tidak demikian dengan Aisyah. Aisyah marah sekali, sebab Rasulullah tidak pernah melakukan ini selagi masih beristrikan Khadijah. Hafshoh yang muda, taqwa dan dari keluarga terhormat pula.