Mohon tunggu...
Jatmiko Yudistira Hardiyanto
Jatmiko Yudistira Hardiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Harmoni Umat Beragama "Eksistensi Masyarakat Adat Cigugur dalam Toleransi Umat Beragama"

1 November 2021   10:03 Diperbarui: 1 November 2021   10:11 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan yang membentang dari Sabang sampai Meraueke dari Pulau Nias sampai Pulau Rote.Namun tidak terbatas letak geografis wilayah kepulauan yang membentang sangat luas. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), di Indonesia terdapat sekitar 1.128 suku bangsa yang masing-masing memiliki karakteristik tersendiri. Sehingga membuat Indonesia memiliki perbedaan kemudian membentuk keberagaman di Indonesia

Terdapat banyak etnis ataupun suku tertentu terlebih lagi dari suku tersebut masih memilah lagi jadi sub suku di Indonesia ini. Di Indonesia ada beragam suku, bermacam- macam adat istiadat, pula keberagaman agama serta keyakinan. Indonesia disaat ini mempunyai banyak ras, banyak suku, budaya, serta multikultur, sehingga tidak cuma“ suku asli” di Nusantara saja yang tinggal di Indonesia ini tapi masih banyak ras lain, semacam ras kaukaasian serta ras yang lain (Gumelar, 2016)

Salah satu keberagaman yang ada di Indonesia yaitu keberagaman dalam hal umat  beragama.Di Indonesia sendiri kebebasan umat beragama telah dijamin UUD 1945 serta agama yang telah diakui secara sah yaitu: Islam,Kristen,Hindu,Buddha,dan Konghucu.Namun terlepas dari itu kebebasan dalam memeluk agama/kepercayaan telah dilindungi dan dijamin oleh UUD 1945 pasal 28E ayat 1 karena menganut agama merupakan hak asasi manusia dalam pasal tersebut berbunyi yang berbunyi: Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya serta berhak kembali.

Meski warga Indonesia begitu bermacam- macam, tetapi mereka bisa hidup berdampingan dengan damai. Tidak dapat dipungkiri kalau dalam hal ini masih terdapat konflik yang kadang- kadang bersifat merongrong, paling utama konflik agama. Berbeda dengan daerah- daerah lain di Indonesia, keberagaman dalam warga Cigugur tidak pernah memunculkan konflik yang berarti. Isu sara yang jadi penyulut api perpecahan tidak pernah tampak. Warga hidup dengan perilaku toleransi yang menyampingkan kepentingan individu serta kalangan. Masyarakat Cigugur saling menghargai satu sama lain (Syaripulloh, 2014).

Masih banyak  agama yang eksistensinya masih ada meskipun dalam lingkup yang kecil namun masih bertahan ditengah-tengah perbedaan umat beragama.Kepercayaan ini masih dianut oleh sebagian masyarakat pedalaman atau sering disebut masyarakat  adat namun jarang diketahui oleh dunia luar.Salah satunya masyarakat adat yang terdapat di daerah Cigugur dimana masyarakat disana mempunyai kepercayaan yaitu Sunda Wiwitan.Sunda wiwitan sendiri merupakan kepercayaan yang dianut oleh warga sekitar yang dimana diturunkan oleh leuluhur dari nenek moyang mereka sejak lama bahkan sejak zaman manusia belum mengenal agama.

Dalam acara Seren Taun yang merupakan acara tahunan terutama bagi aliran kepercayaan ADS (Agama Djawa Sunda) atau Sunda Wiwitan, semua warga ikut berpartisipasi, tanpa memandang agama dengan mencari dana untuk pelaksanaan Seren Taun tersebut. Dengan prinsip kebersamaan dan tidak membeda-bedakan orang, maka terbentuk rasa nyaman untuk semua anggota masyarakat.

Contoh: saat ada yang meninggal, tidak peduli agama apa yang dianutnya, maka semua tetangga akan ikut mengantarkan ke pemakaman. Keanekaragaman agama yang dipeluk oleh penduduk di Cigugur tidak menyebabkan hubungan antarpemeluk yang berbeda agama renggang dan kaku, sikap toleransi dan saling menghargai diantara mereka justru nampak harmonis

Perbedaan agama bukanlah menjadikan mereka hidup dalam ketegangan sampai memunculkan suatu konflik yang kerap terjadi dewasa ini. Pelaksanaan kepribadian toleransi beragama pada warga Cigugur Kuningan yang pluralis dilatarbelakangi oleh perbedaan agama dimana hidup berdampingan dengan umat bergama. Kehidupan mereka malah sangat harmonis serta sangat menjunjung tinggi pluralisme beragama.

Tidak hanya mengakui keberadaan hak agama lain, mereka pula ikut serta dalam usaha menguasai perbedaan serta persamaan dari tiap tiap- tiap pemeluk agama yang ada. Kenyataannya, kalau tiap warga yang berbeda agama tersebut bisa berhubungan secara positif dalam lingkungan yang majemuk. Selain itu aspek pemersatu warga Cigugur merupakan pemimpin tiap- tiap agama serta pimpinan aliran keyakinan dan hubungan darah di antara masyarakatnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun