Tulisan ini ditujukan untuk membahas fungsi satire , penulis akan menguraikan satire sebagai gaya atau cara mengkritik kekuasaan, dan yang terakhir penulis akan melakukan penilaian terkait dengan satire yang dilancarkan oleh tokoh politik terhadap penguasa di masanya , tidak semua tokoh penulis bahas disini melainkan hanya tiga orang saja, mengingat sumber referensi yang dirujuk oleh penulis sangat terbatas.
Kritik terhadap pemerintahan sering dilancarkan oleh opposisi , hal ini dimungkinkan karena kita hidup di alam demokrasi. Kritik tersebut dimaksudkan untuk memberi pertanda pada penguasa bahwa ada perilaku kekuasaan yang menyimpang. Menyimpangnya perilaku penguasa dapat terlihat dari tingkat kepuasan yang dirasakan masyarakat, masyarakat  selalu memiliki bayangan tentang keadaan ideal yang diharapkan kewujudannya, jika perilaku penguasa membuat masyarakat jauh dari keadaan yang diharapkan, dengan sendirinya sang penguasa akan menuai kritik.
Kritik pada pemerintah tidak selalu bernada sinis, sindir-menyindir juga menjadi cara untuk menyampaikan kritik. Sindir-menyindir itu sering disebut dengan istilah satire. Di dalam tradisi politik Indonesia, kita memiliki contoh satire yang dilancarkan lawan politik pada penguasa , di masa ini orang mengenal Rocky Gerung sebagai salah satu tokoh yang sering melakukan satire walaupun saya tidak mengerti di mana letak satirenya ,  dia hanya berucap dungu pada lawan politiknya, menanggapi hal ini, menurut penulis satire sebagai gaya untuk mengkritik  mengalami penurunan kualitas.Â
Jika kita bandingkan dengan gaya satire Bung Hatta kepada Soekarno, akan tampak kualitas yang jauh berbeda, Bung Hatta melakukan sindiran pada Soekarno dengan menyamakan Soekarno dengan tokoh dalam karya sastra Jerman berjudul Dr.Faust, tokoh tersebut bernama Mepistopheles, dia digambarkan sebagai sosok yang selalu memiliki niat jahat namun yang terjadi justru hal-hal baik, sama halnya dengan Soekarno, Bung Hatta percaya jika Soekarno selalu memiliki niat baik untuk rakyatnya namun yang terjadi justru hal-hal buruk -Soekarno tidak dapat mengurus persoalan ekonomi, busung lapar, inflasi bahan pokok-. Ada dua hal yang dapat kita jadikan penilaian mengenai satire Bung Hatta. Pertama, gaya bung Hatta mengkritik Soekarno menunjukkan  kekayaan literatur yang dimilikinya . Kedua, Satire atau sindirannya mampu menggambarkan situasi yang dirasakan saat itu.
Di masa Orde Baru, kita memiliki tokoh besar yaitu Gus Dur. Sindiran beliau pada Soeharto seringkali hadir dalam bentuk humor, Gus Dur bercerita terkait dengan anak perempuan Soeharto, Tutut, dan anak laki-lakinya Tommy yang naik pesawat pribadinya terbang di atas kota Jakarta, kemudian Tommy menyebarkan uangnya lebih banyak, keduanya berlomba menyenangkan hati rakyat, pilot yang mendengar percakapan mereka berdua, berkata "kalau anda berdua terjun dari pesawat ini, rakyat akan lebih senang lho!". Lelucon tersebut menggambarkan cerdasnya Gus Dur ketika menyindir penguasa diktator itu sekaligus mencerminkan perasaan rakyat yang jengah dengan gaya kepemimpinan Soeharto.
Dari pemaparan di atas dapat kita simpulkan bahwa kritik memang diperlukan untuk mencegah menyimpangnya perilaku kekuasaan, Adapun kritik tidak selalu berupa luapan emosi, tetapi bisa hadir dalam bentuk sindiran atau satire. Bangsa kita memiliki tradisi satire dalam berpolitik, hal ini sudah saya jelaskan di atas mengenai gaya satire Bung Hatta kepada Soekarno yang berkuasa saat itu. Selain Bung Hatta, Gusdur hadir ke dalam panggung politik sebagai sosok yang kritis pada Soeharto, kritikannya hadir dalam bentuk humor cerdas ketika menyindir diktator tersebut. Â Kemudian, di masa sekarang kita memiliki seorang Rocky Gerung yang terkenal dengan Satire kepada penguasa saat ini, namun satire yang dilontarkannya menurut saya tidaklah sehebat apa yang dilakukan oleh tokoh politik sebelumnya.
Sumber :
Demokrasi Kita, Muhammad Hatta
Humor, Satire, and Identity : Eastern German Literature in the 1990Â
Islam di mata orang Jepang, Hisanori Kato --wawancaranya dengan gusdur-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H