Mohon tunggu...
Jatmika AjiSantika
Jatmika AjiSantika Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis

Serius banget orangnya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Singkat Film Horror dan Kenapa Malam Jumat Dianggap Menyeramkan

13 Juli 2023   06:58 Diperbarui: 13 Juli 2023   07:06 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam Jumat merupakan malam yang dianggap angker oleh masyarakat Indonesia. Banyak masyarakat yang menghubungkan malam Jumat dengan kesan mistik dan horror. Kemudian, yang menjadi pertanyaan adalah mengapa malam jumat memiliki kesan yang begitu menyeramkan? Sedangkan jika dikaitkan dengan kepercayaan masyarakat Indonesia yang mayoritas memeluk agama Islam, seharusnya malam jumat menjadi malam yang paling ditunggu karena hari jumat merupakan hari suci umat Islam. Oleh karena itu, tulisan ini ditujukan untuk memberi jawaban  pertanyaan tersebut.

Dilansir dari laman berita Sonora.id menguraikan beberapa alasan mengapa malam Jumat memiliki kesan horror. Pertama, ada kepercayaan bahwa malam tersebut memiliki kekuatan magis sehingga banyak orang memanfaatkan kekuatan magis ini untuk memandikan benda keramat seperti kris yang dianggap memiliki kekuatan supranatural. Katanya, banyak juga orang yang melakukan pesugihan di malam Jumat. Kedua, banyak ritual dilakukan di malam Jumat untuk mengusir makhluk halus yang mengganggu. Mereka menyuguhkan sesajen dan bunga agar mendapat keselamatan dan terhindar dari roh halus ini. Malam Jumat dipercaya menjadi waktu berkumpulnya makhluk halus. Dapat disimpulkan dari artikel tersebut, penyebab kesan angker mengenai malam jumat ternyata mengakar pada kepercayaan tradisional masyarakat Nusantara pra-Islam.  

Namun jika kita telusuri sejarah, maka kita akan temukan jawaban lain yang menjadi faktor penyebab malam Jumat memiliki kesan angker. Penulis berasumsi, persepsi tersebut diperkuat dengan produk budaya yang dihasilkan oleh masyarakat Indonesia. Produk budaya tersebut adalah film. Dalam perfilman Indonesia, horror menjadi salah satu genre film yang paling disenangi. Oleh karena itu, tidak heran mengapa banyak film horror diproduksi. Bahkan ada ungkapan yang menyatakan bahwa film horror merupakan representasi dari industri film Indonesia. Stereotip ini sama seperti saat membahas film-film yang diproduksi negara lain. China memiliki film Kungfu, Jepang memiliki film samurai dan ninja, dan India memiliki film yang bercerita tentang orang yang kegirangan bernyanyi dan menari. Horror menjadi kata yang pertama muncul saat seseorang membahas film Indonesia.

Jika kita telusuri sejarah perfilman Indonesia, film horror pertama kali dibuat di masa kolonial. Film ini berjudul Doea Siloeman Oeler Poeti en Item diproduksi oleh orang bernama Teng Cun di tahun 1934.  Produksi film horror sempat terhenti di masa Orde Lama karena kepentingan politik rezim tersebut dalam memproduksi film yang bernuansa revolusi dan bertujuan membangun identitas bangsa.

 Di masa Orde Baru, dapat dilihat perkembangan film horror yang menjamur hingga tahun 1993. Film-film tersebut antara lain Ratu Ular, Ranjang Setan, Mistik Punahnya Rahasia Ilmu Iblis Leak. Alur dari film-film horror tersebut selalu berjalan seperti ini; terjadi kekacauan di sebuah desa karena praktik ilmu hitam dan solusi dari permasalahan tersebut adalah membaca ayat-ayat dari kitab suci, di akhir cerita setan selalu digambarkan sebagai pihak yang kalah. Tokoh agama digambarkan sebagai sosok protagonis seperti kyai dalam Islam, atau Pastor dalam Katholik yang berhasil menaklukkan hantu Belanda yang menghuni rumah kolonial di dalam film Ranjang Setan, atau pendeta Hindu yang mengalahkan iblis dalam film Mistik. Selalu ada simbol keagamaan yang digunakan dalam film horror agar menghindari pelarangan tayang. Di tahun 1995-1996 televisi swasta RCTI menayangkan sinetron bergenre misteri berjudul Si Manis Jembatan Ancol dan Sinetron bergenre komedi misteri Jin dan jun. Penayangan kedua film misteri tersebut menuai kesuksesan, tontonan yang bernuansa horror kemudian diikuti langkahnya oleh stasiun televisi swasta lainnya. Hantu sok usil dan Janda kembang ditayangkan SCTV, Dua dunia ditayangkan Indosiar, Misteri ditayangkan oleh ANTV. Tayangan berlatar horror tersebut ditayangkan saluran televisi swasta di setiap malam Jumat.

Keberhasilan dari penayangan tontonan bergenre horror tersebut memunculkan kontroversi di kalangan pemerintah. Isu ini mengemuka ketika Ketua Komisi I DPR tahun 1994 yaitu Aisyah Amini melontarkan kritik pada Departemen Informasi yang memberi televisi swasta lampu hijau untuk menayangkan tontonan horror tersebut. Menurutnya, Departemen Informasi seharusnya tidak mengizinkan karena akan membuat image yang jelek tentang malam itu, mengingat bahwa hari jumat adalah hari yang istimewa bagi umat Islam. Seharusnya orang menyambut malam Jumat dengan rasa senang bukan malah ketakutan. Harmoko selaku pimpinan Departemen Informasi mengeluarkan kebijakan yang melarang memutar tayangan horror di malam Jumat dan kebijakan ini berlangsung hingga tahun 1995. Isu kedua yang memancing perdebatan ialah melalui film horror sesuatu yang mistik, klenik, dan supranatural seperti hantu, jin, tuyul, dukun, justru menjadi hal yang diperlihatkan dan dikonsumsi masyarakat Indonesia. Harmoko, lagi-lagi mengecam hal tersebut dan mengatakan "Jangan buat sesuatu yang tidak pernah ada".

Penayangan horror di layar kaca Indonesia setiap malam Jumat tidak berhenti di masa Orde Baru. Setelah Reformasi masih ada program horror yang di tayangkan pada malam Jumat. Acara tersebut ialah Kismis (Kisah Misteri) yang dipandu oleh seorang host bernama Caroline Zachri. Acara tersebut berisi wawancara host dengan orang yang memiliki pengalaman horror, pengalaman tersebut kemudian dihadirkan dalam bentuk visualisasi. Sebagai contoh, ada kisah seorang anak muda yang pulang malam sehabis main kartu, di tengah perjalanan ia melihat sosok perempuan cantik. Ia kemudian mendatanginya dan saat ia mendekatinya, wajah perempuan tersebut seketika berubah menjadi menyeramkan seperti penampakan. Ia kemudian lari ke rumahnya dan semenjak kejadian itu ia mengaku diikuti oleh sosok wanita tak kasat mata tersebut. 

Film lainnya yang baru akan launching pada Kamis, 3 Agustus 2023 berjudul Suzanna Malam Jumat Kliwon  yang di remake dari film Suzanna. Film ini akan diperankan oleh Luna Maya. Dalam trailer film tersebut terdapat adegan yang memerlihatkan tukang bakso melihat sosok sundel bolong dan tokoh utama dalam film Suzanna tersebut memiliki kemiripan wajah dengan sundel bolong. Sontak, Suzanna merasa kaget akan hal itu. 

Terdapat perbedaan film horror di masa reformasi dibanding masa Orde Baru. Perbedaanya terletak pada tidak adanya sosok religius di dalam film horror tersebut. Hal tersebut dimaksudkan untuk menimbulkan kesan bahwa pengalaman bersentuhan dengan hal gaib itu nyata dan benar adanya. Selain itu, dalam film horror, kini hantu tidak digambarkan sebagai pihak yang melulu kalah di akhir cerita dalam film, bahkan seringkali akhir cerita berakhir dengan menggantung.

Setelah penjelasan panjang mengenai sejarah film horror, dapat kita katakan bahwa persepsi mengenai keangkeran malam Jumat tidak hanya berasal dari kepercayaan tradisional masyarakat Indonesia, persepsi tersebut justru diperkuat dengan adanya film-film bergenre horror yang diproduksi di Indonesia yang selalu mengaitkan antara malam Jumat dengan hal-hal horror. Jika kita perhatikan lebih cermat, untuk menambah kesan kehororan dari film tersebut, para produser memilih mengeluarkan film di waktu malam Jumat seperti film Para Betina Pengikut Iblis atau Pesugihan Bersekutu dengan Iblis, Terowongan Casablanca, The Doll,  Pengabdi Setan,  atau film yang berjudul Suzanna malam Jumat Kliwon yang lagi-lagi semakin membuat malam Jumat penuh dengan nuansa angker. 

Hal unik dari masyarakat kapitalis kini, hantu dan kepercayaan masyarakat diubah menjadi produk yang memiliki nilai jual. Makhluk tak kasat mata mengalami komodifikasi. Para produser film dapat disamakan dengan orang yang pergi ke dukun untuk pesugihan, pelaku pesugihan dan produser film sama-sama memanfaatkan makhluk halus untuk memperoleh kekayaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun