Mohon tunggu...
Jati lanang
Jati lanang Mohon Tunggu... Lainnya - Seseorang yang selalu suka dengan tantangan

Masih diatas bumi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jazz dan Kopi di Senggigi

12 September 2017   22:34 Diperbarui: 12 September 2017   23:36 961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jazz

Suatu hari di New Orleans tahun 1904, seorang kulit hitam pemilik kedai cukur rambut bernama, Charles Joseph "Buddy" Bolden meniup cornet-nya (sejenis terompet) dengan nada yang agak berbeda dari biasanya. Namun,  Ia berhasil memperdengarkan melodi dengan nada-nada unik dan indah. Rangkaian nada yang belum pernah terdengar pada masa itu. sepertinya, Buddy Bolden sedang ber-improvisasi. Ia, berusaha melihat jauh ke-depan, mencoba menggabungkan antara Ragtime dan Blues pedesaan. Atau barangkali juga, ia, sedang marah dengan situasi social yang bengis. Music inilah suatu hari nanti di sebut sebagai Jazz.

Tetapi, sepanjang karir bermusik-nya, Buddy Bolden tidak pernah sama sekali masuk dapur rekaman, tidak membuat satu album pun. Bahkan hidupnya terbilang pahit, sangat dramatis. Pada usia 30 tahun kesehatan mentalnya memburuk. Ia, mengidap Skizofrenia dan akhirnya harus masuk rumah sakit jiwa sampai akhir hayatnya. Pada tahun 1931, Buddy Bolden meninggal dunia, dimakamkan di Holt di New Orleans, di sebuah pe-kuburan miskin dan tidak bertanda.

Walau demikian, di sela rasa setengah percaya dan tidak. Diam diam  cerita ini berkembang menjadi legenda. Entah sudah berapa kali cerita hidupnya di baca, di ceritakan ulang dengan gaya yang berbeda oleh para musisi ataupun khalayak. Sebab Buddy Bolden di anggap sebagai legenda awal terciptannya musik Jazz.

Terlepas dari  pro kontra cerita di atas, pada abad  ke 20, Jazz telah menjadi sebuah genre music baru. Jazz di kenal sebagai aliran musik yang berasal dari Amerika Serikat,  lahir dari ekspresi bermusik kelompok kulit hitam yang tertindas di Amerika. Hingga saat ini Jazz telah berkembang dengan sekian ragam sub genre dan genre campuran. Sebut saja Cool Jazz, Creative Jazz, Smoth Jazz, Folk Jazz, hingga Punk Jazz.

Kopi

Barangkali, tidak ada Dokumen tertulis yang mencatat secara pasti sejak kapan pertama kali tanaman kopi di temukan, semua tidak lebih dari cerita dan prakiraan. cerita Penemuan kopi di masa masa awal adalah legenda yang berasal dari Ethiopia.  Yaitu, kisah "Kaldi Si Gembala Kambing". Kalaupun ada Dokumen tertulis yang paling tua, itu hanya bercerita tentang sebuah minuman  yang ciri- cirinya mirip kopi yang di sebut sebagai bhunhum. Catatan itu di tulis oleh ilmuwan muslim yang bernama Al Razi (850-922).

Walau demikian, hampir semua literatur yang membahas sejarah kopi bersepakat, bahwa asal mula tanaman Kopi dari Abyssinia, suatu wilayah di Afrika yang dahulu ada di bawah Kekaisaran Etiopia. Kata kopi sendiri berasal dari bahasa arab yang di sebut Qahwa, di adaptasi kedalam bahasa Turki sebagai kahve, di adaptasi lagi kedalam bahasa belanda dengan sebutan koffie.

Dari Abyssinia tanaman kopi menyebar ke belahan bumi yang lain; di perkirakan sejak abad ke enam, kira-kira tahun  575 M di Yaman budi daya kopi telah di mulai, kemudian di kirim ke-bagian penjuru dunia melalui pelabuhan yang bernama Mocha. Di Eropa di mulai sejak abad 17. Dan Amerika pada abad 18 M, yang di bawa oleh Prancis dan Belanda. Di Indonesia Tanaman Kopi di bawa masuk oleh belanda pada era kolonialisme tepatnya pada abad 17.

Hari ini, kopi telah telah berkembang menjadi sebuah komoditi industry yang luar biasa. Kopi bukan hanya sebatas minuman untuk menahan rasa kantuk, tetapi telah ber-metamorfosa sebagai kebutuhan dalam suatu pertemuan, perjamuan penting, symbol dari persahabatan. Apalagi, Saat ini minuman Kopi telah hadir sebagai minuman dengan segala bentuk variasi dan model penyajian. Dan itu di gemari oleh semua kalangan. Sebab, kopi telah meruntuhkan sekat pembatas usia dan gender.    

Korelasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun