Memenuhi permintaan beberapa kawan kompasianers yang telah hadir dalam tulisan sebelumnya tentang evolusi seksual, kali ini penulis akan mencoba menghadirkan topik pembicaraan mengenai revolusi seksual, yang notabene merupakan kebalikan dari evolusi seksual.
Yang dimaksud dengan revolusi seksual disini adalah perubahan secara cepat dan singkat tentang perilaku seksual laki-laki dan perempuan tanpa melalui tahap-tahap tertentu ataupun jika ada tahap-tahapnya tidaklah membutuhkan waktu yang lama untuk menuju pada sebuah hubungan persetubuhan antara keduanya.
Revolusi seksual yang paling mencolok dan dapat diamati secara cepat adalah revolusi seksual yang sifatnya transaksional. Hubungan persetubuhan yang terjadi diawali dengan saling berkenalan dan kemudian terjadi kesepakatan soal berapa jumlah nominal yang harus diberikan kepada penjual jasa syahwat (bisa PSK dan bisa pula gigolo) oleh sang pembeli. Waktu yang dibutuhkan dalam revolusi seksual transaksional ini hanya dalam hitungan jam atau hari, tergantung kesepakatan dan dana yang tersedia.
Selain itu ada juga revolusi seksual yang didasarkan atas “suka sama suka”, dimana persetubuhan yang terjadi juga diawali dengan perkenalan. Namun disini tidak ada sifat transaksionalnya karena didasarkan atas rasa suka saja terhadap lawan jenisnya. Sebagai contoh adalah berkenalan di Café, kemudian dilanjutkan dengan bersenang-senang memuaskan nafsu seksualnya di sebuah hotel atau villa.
Hubungan seksual antara sepasang remaja yang belum menikah (pra nikah) dapat juga dimasukkan ke dalam kategori sebuah revolusi seksual karena tidak melakukan hubungan yang sesuai tahapan-tahapan evolusi seksual. Dimulai dari perkenalan kemudian berpacaran langsung melakukan persetubuhan tanpa didahului bertunangan, lamaran dan pernikahan.
Revolusi seksual juga dapat diberlakukan pada hubungan seks tanpa nikah atau selingkuh, yang menunjuk pada hubungan seksual antara lelaki dan perempuan yang pada dasarnya sudah memiliki pasangan hidup sendiri-sendiri. Selingkuh ini juga terjadi sama seperti halnya orang berpacaran “back street”, dilakukan tanpa sepengetahuan pasangan hidupnya.
Kiranya empat macam model hubungan persetubuhan yang dicontohkan diatas sudah cukup untuk memberikan gambaran akan adanya revolusi seksual yang ada di dalam masyarakat. Jika ada yang masih kurang mohon dimaklumi dan silakan menambahi seperlunya.
Podjok Pawon, Maret 2015.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H