Mohon tunggu...
Jati Kumoro
Jati Kumoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - nulis di podjok pawon

suka nulis sejarah, kebudayaan, cerpen dan humor

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Kata Mama Pringgo

23 Februari 2015   04:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:41 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Trio sohiban yang terdiri dari Pringgo, Kuntoro dan Heri sedang berkemah di pinggir sebuah telaga. Lewat tengah hari semua peralatan masak dan tenda sudah selesai mereka pasang. Kini saatnya mereka mencari lauk untuk dimasak buat makan siang sekaligus pesiapan buat makan malam nantinya.

Tugas pun dibagi, Heri yang menanak nasi dan membuat minuman, sementara Pringgo dan Kuntoro yang memancing ikan di ujung telaga yang konon banyak ikannya. Kedua anak muda ini langsung berangkat sambil masing-masing membawa joran dan umpan yang memang sudah dipersiapkan sejak dari rumah.

Sesampai ditempat yang penuh belukar, Pringgo dan Kuntoro terhenti langkahnya. Dilihatnya ada seorang perempuan muda yang sedang mandi telanjang. Dengan hati-hati, keduanya lalu mengintip dibalik rimbunnya belukar.
Untuk beberapa saat, keduanya masih tampak asyik melihat pemandangan yang indah dan menawan. Namun tanpa disadari oleh Kuntoro, ternyata Pringgo sudah tidak lagi bersama-sama menikmati pemandangan yang langka tersebut.

Karena hanya sendirian, Kuntoro pun pelan-pelan balik kanan dan kemabali ke tenda. Disana didapatinya Pringgo sedang duduk ditemani Heri yang untuk sementara meninggalkan pekerjaannya. Menyaksikan temannya ada di dalam tenda, Kuntoro lalu menanyakan mengapa Pringgo meninggalkan dirinya dan kembali ke tenda.

“ Sory ya Bro, terpaksa aku balik ke tenda. Kata mama, kalo melihat perempuan yang mandi telanjang di telaga bisa membuat yang melihatnya berubah jadi batu. Tadi aku merasakan ada bagian tubuhku yang mendadak mengeras. Aku takut kalau seluruh tubuhku jadi keras dan aku benar-benar jadi batu. Makanya aku cepat-cepat lalu balik ke sini,” ujar Pringgo dengan nada masih takut.

Jika yang mengucapkan perkataan seperti itu bukan sohibnya, sudah pasti Kuntoro dan Heri akan tertawa sambil guling-guling. Namun keduanya cukup pandai membawa diri dan hanya mengiyakan dan mengangguk-angguk, agar tidak menyinggung perasaan seorang teman yang selama ini selalu bersama dalam suka dan duka.

Podjok Pawon. Febuari 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun