Tanggal 29 Juni 2016 adalah hari Rabu yang membuat tensi sedikit menaikan diri akibat adanya ketegangan saraf saat  mengamati layar komputer memelototi tabel seleksi  untuk penerimaan siswa baru di SMP. Maklum, sebagai orang tua yang memiliki anak yang  lulus SD tentunya berharap jika anaknya akan dapat diterima di SMP negeri yang diinginkan.
Apa daya, pada pilihan pertama ternyata harapan tinggalah harapan. Si bungsu ternyata harus rela terdepak dari persaingan nilai dengan peserta lainnya. Masuklah pada pilihan kedua di SMP Negeri, yang lokasinya terhitung’jauh’ dari rumah.
Saat tengah hari, posisi nilai si bungsu sudah mendekati nomer 100 dari 185 calon siswa yang bakal diterima. Posisi yang relatif aman dengan kemungkinan berhasil diterima lebih besar. Meskipun demikian, sebagai orang tua masih saja ada rasa cemas sebab pada umumnya saat mendekati penutupan pendaftaran, banyak sekali terjadi perubahan akibat penambahan calon siswa yang memiliki nilai lebih baik dan membuat mereka yang memiliki posisi terbawah di tabel seleksi harus rela tersingkir.
Akan tetapi, si Bungsu ini rupanya tetap ‘santai’ melihat kondisi yang seperti itu. Terbalik dengan kami orang tuanya yang cemas dan sedikit-dikit melihat tabel mengamati posisi nilai si anak bungsu. Bukan hanya itu, dengan sikap serius malah tak memikirkan hasilnya dan nanti akan sekolah di salah satu sekolah swasta yang dulu merupakan  tempat sekolah kakak sepupunya, yang berada dibawah sebuah yayasan yang berafiliasi ke agama tertentu dan berbeda dengan agama kami sekeluarga. Alasannya adalah:
- Sekolahanya di kota dan memiliki gedung yang besar dan halamannya luas.
- Seragamnya keren.
- Jajanan yang ada lebih banyak pilihannya, bisa jajan kentang goreng dan minum soft drink merk ternama. Ini yang jadi alasan utamanya.
Tentu saja kami yang mendengarkan ucapan si bungsu jadi tertawa. Ini anak bukannya ikut mikir dan prihatin, eh malah soal gedung, pakaian dan jajanan melulu yang dipikirkan. Namanya juga anak, pikirannya jajanan melulu, kayak bapaknya dulu .... hahahaaaa
podjok pawon, Juni 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H