Mohon tunggu...
Jati Kumoro
Jati Kumoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - nulis di podjok pawon

suka nulis sejarah, kebudayaan, cerpen dan humor

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kritik Jokowi Gagal, Kenyinyiran yang Mendapat Jalan Pelampiasan

23 Agustus 2019   12:50 Diperbarui: 23 Agustus 2019   13:01 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mendadak tenar, bintangnya berkilau di jagad socmed, kondang sebagai millenial influencer yang berani kritik terhadap presiden Jokowi, begitulah kurang lebihnya penilaian terhadap kaum muda yang sedang moncer sekarang ini.

Semua bermula dari sebuah acara televisi yang memang menjadi corong dalam mengkritik segala hal yang berbau Jokowi. Dengan hadir di acara tersebut, melakukan kritik terhadap  Jokowi, kemudian beritanya diunggah buzzer-buzzer yang memang paling demen melihat celah yang bisa dimanfaatkan untuk menunjukkan kegagalan seorang Jokowi, beres sudah! Berita tersebar dan viral.

Namun jika kita jeli melihat dan jernih dalam berpikir, sesungguhnya semua itu hanyalah pepesan kosong belaka. Apa yang dikritikkan terhadap Jokowi boleh dikata sangat jauh melesetnya.

Jokowi gagal di DKI, makanya berusaha untuk memindahkan ibukota negara ini. Sebuah kritik yang sama sekali jauh dari nalar. Benarkah Jokowi gagal dalam menjalankan tugasnya sebagai orang nomer satu di DKI yang diembannya selama dua tahun dan kemudian dilanjutkan oleh BTP atau Ahok sebagai penerusnya?

Silakan bandingkan dengan apa yang sudah dilakukan oleh dua orang ini sebagai pemimpin di DKI dengan apa yang sudah dilakukan pemimpin sebelumnya dan dengan pemimpin yang sedang menjalaninya sekarang. Ada perbedaan yang mencolok apa tidak soal penanganan terhadap pelayanan sosial, kemacetan, banjir, ruang terbuka hijau dan pembangunan infrastruktut lainnya?

Jangan-jangan apayang dikatakan sebagai millenial influencer itu hanya tak lebih sebagai eks pendukung capres 02 dalam pemilu yang telah usai, dan bukan mewakili kaum muda pada umumnya. Jika demikian pantas saja kritiknya salah alamat jika tak boleh dikatakan hanya sebagai kenyinyiran semata yang berbalut ketidaksukaan karena junjungannya kalah.

Dan sepertinya memang demikian kritik yang ditujukan ke Jokowi itu bukan demi untuk kemajuan, namun tak lebih dari luapan ketidak senangan yang memperoleh jalan keluarnya melalu media sebagai pelampiasannya. Miris!

podjok pawon, Agustus 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun