Pos ronda kampung Medayen tampak terang benderang semenjak lampu neon 40 watt terpasang di pinggir jalan tepat di sampingnya. Malam Jumat ini adalah jatah giliran ronda kelompoknya Kuntoro. Kelompok ronda yang isinya antara lain adalah Kuntoro, Lek Saridjo, Pringgo, Purnomodan Pak Broto sang ketua RT.
Jam masih menujukkan pukul setengah sembilan malam. Di pos ronda yang baru kelihatana adalah Pringgo dan Purnomo. Segera keduanya memasak air dan menyiapkan minuman untuk nanti berjaga-jaga malam di wilayah kampung Medayen ini.
Sembari menunggu teman-temanya datang, secara iseng Purnomo bercerita tentang sebuah misteri kepada Pringgo. "Terus terang Nggo, sampai saat ini aku masih heran dengan misteri telor mata sapi. Darimana sih awalnya koq bisa-bisanya telur ayam yang digoreng ceplok itu disebut telur mata sapi?" "Ya Cuma merasa janggal aja, "kata Purnomo.
Pringgo tampaknya masih cuek saja dan seperti tak menanggapi apa yang dikatakan oleh Purnomo. Akhirnya Purnomo pun membuka suara lagi. "Coba kalau telur burung Unta itu digoreng ceplok, apa iya nantinya juga disebut telur mata sapi. Padahal kan gedenya banget tuh telurnya,"imbuh Purnomo mencoba melawak namun garing.
"Coba kalau telur burung Unta itu disebut apa kalau sudah digoreng ceplok?"tanya Purnomo kepadaPringgo.
Masih dengan ogah-ogahan, Pringgo menjawab sekenanya saja. "Mungkin telur mata...mata...matamu kali!" Pringgo menjawab sekenanya dan kemudian tertawa ngakak.
Purnomo yang mendengar jawaban seperti hanya bisa mengumpat tak karuan dan melemparkan sapu lidi ke arah Pringgo.
podjok pawon, Agustus 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H