Sebagai seorang salesman yang menjual alat elektronik penghisap debu dan kotoran, Saridjo selalu bekerja keliling suatu daerah ke daerah yang lain untuk menawarkan barang jualannya.
Suatu hari, sampailah Saridjo di sebuah perumahan pada sore hari. Setelah meminta ijin di pos keamanan, mulailah dia menawarkan barangnya. Dipilihnya sebuah rumah yang cukup besar dan mentereng untuk memulai pekerjaaannya. Rumah milik Pak Pringgo, yang menjabat sebagai RT lah yang dipilihnya.
Biasa,  sesudah 'kulo nuwun' dengan yang punya rumah dengan percaya diri  Saridjo lalu menjelaskan kedatangannya. Saking bersemangatnya, tanpa memeperdulikan tuan rumah, Saridjo lalu menebarkan kotoran sampah di karpet yang ada di ruang tamu.
" Maaf Pak Pringgo, jika alat penghisap kotoran yang saya bawa ini tak mampu menyedot semua kotoran yang saya sebarkan ini, akan saya makan semua kotoran yang saya sebarkan ini,"Ucap Saridjo dengan semangatnya.
Rupanya Pak Pringgo yang empunya rumah ini adalah orang yang cukup sabar. Dengan tersenyum Pak Pringgo lalu berkata,"Tak apa. Mas, mau minum  apa? Ada teh hangat atau jeruk hangat?"
Saridjo menjawab dengan tanpa sungkan-sungkan, "Anu pak, kalau ada air es saja. Udara panas begini enaknya yang dingin-dingin biar segar di badan."
"Wah maaf mas, tidak ada air dingin karena sejak tadi pagi listrik di perumahan ini padam,"Jawab  Pak Pringgo dengan masih tersenyum.
Mendengar kata listrik mati sejak tadi pagi itu spontan saridjo badannya lemas dan menjatukan duduknya ke lantai sambil gegetun, "matih akuhh...!!!"
podjk pawon, 9 Agustus 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H