Bagi Pak Amien Rais, rekonsiliasi akan bisa terjadi bila kubu Jokowi dan kubu Pak Prabowo memiliki persamaan dalam program-programnya untuk membangun Indonesia ke depannya, juga adanya pembagian kue kekuasaan bagi keduanya dengan porsi 55-45, sesuai jumlah suara. Jika kedua syarat tersebut tidak terpenuhi, maka menjadi oposisi adalah yang paling tepat.
Pak Amien Rais mungkin lupa bahwa yang diajak ketemuan sama Pak Jokowi adalah Pak Prabowo sang Ketua Umum plus Dewan Pembina partai Gerindra. Koalisi Indonesia Adil Makmur dan BPN sudah dibubarkan sebelumnya oleh Pak Prabowo. Ini urusannya Pak Jokowi sama Pak Prabowo, bukan dengan 'sampeyan' Pak Amien, juga bukan dengan PAN.
Juga syarat untuk rekonsiliasi 55-45 yang berarti ada pembagian kursi di kabinet pemerintahan Jokowi sebesar 45% untuk diberikan kepada pendukung Prabowo. Sebuah  syarat yang 'ngoyo-woro'. Bagaimana bisa orang yang kalah kemudian dirangkul, koq malah mengajukan syarat yang 'neko-neko' dan tak masuk akal.
Tapi begitulah sepak terjang dan gaya seorang Amien Rais. Kalah tak apa, yang penting tetap gaya dan pasang harga yang tinggi. Mantap jiwaaaa!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H