Dalam pertemuan Ijtima Ulama yang pertama  para ulama menyatakan mendukung penuh Prabowo Subianto sebagai capres dan meminta kepada Prabowo agar yang menjadi cawapresnya adalah dari kalangan ulama. Pada waktu itu yang dijagokan sebagai cawapres mendampingi Prabowo dalam pilpres 2019 ini adalah ustad Abdul Somad dan Salim Segaf Al Jufri.
Namun yang terjadi adalah penolakan Prabowo atas keputusan Ijtima ulama yang pertama tersebut perihal siapa yang menjadi cawapres yang mendampinginya dalam perhelatan pilpres 2019 ini. Yang dipilih Prabowo adalah Sandiaga Uno yang waktu itu telah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai wakil gubernur DKI.
Penolakan Prabowo atas Ijtima tersebut kemudian melahirkan Ijtima Ulama yang kedua, yang isinya menyelaraskan dengan keputusan dan kehendak Prabowo. Selain itu juga Ijtima Ulama yang kedua itu mengajukan pakta politik yang harus ditanda tangani oleh Prabowo, dimana salah satunya isinya adalah bila Prabowo menjadi presiden akan membawa HRS yang saat ini ada di Arab Saudi untuk pulang kembali ke Indonesia.
Kini setelah pilpres usai dilaksanakan dimana dalam perhitungan cepat yang berasal dari beberapa lembaga survey yang kredibel menunjukkan hasil perolehan suara paslon Jokowi-Ma'ruf lebih tinggi dari pada suara yang diperoleh oleh Prabowo-Sandi, maka muncul lagi Ijtima Ulama yang ketiga.
Ijtima Ulama yang ketiga yang yang diprakarsai oleh FPI, PA212 dan GNPF ini bertujuan untuk memberi pedoman kepada rakyat Indonesia dalam mengambil sikap paska pilpres 2019 ini berlangsung dimana diindikasikan banyak sekali kecurangan-kecurangan yang terstruktur, sistematis dan masif. Dan juga untuk membicarakan apa langkah berikutnya dalam mensikapinya secara legal konstitusional dan sya'ri.
Sekarang kita tinggal menunggu apa yang menjadi keputusan Prabowo terhadap hasil Ijtima Ulama yang ketiga ini. Apakah kembali dari hasil Ijtima kali ini akan menyesuaikan dengan kehendak dan keputusan Prabowo seperti pada Ijtima-Ijtima sebelumnya, hanya waktu lah yang akan menjawabnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H