"Ma lima"(dibaca mo-limo) atau kelima "ma" adalah ungkapan bahasa Jawa untuk menyebut perilaku yang merugikan manusia karena kecanduan akan "mangan" (makan makanan enak), "minum" (minum minuman keras atau mabuk-mabukan), "main" (main kartu atau berjudi), "madat" (menghisap candu, kalau sekarang narkotika dan obat-obat terlarang), dan yang kelima adalah "madon" (royal atau main perempuan).
Baca juga : Belajar Kosakata Dasar Bahasa Jawa Ngoko dan Krama yang Perlu Diketahui
Dalam pandangan Jawa, perilaku "ma lima" ini merupakan bentuk kegagalan manusia dalam membatasi dirinya untuk pengejaran terhadap kenikmatan hidup. Manusia mengalami kecanduan akan pemuasan diri.
Baca juga : Eksistensi Bahasa Jawa di Era Abad 21
Padahal, Â sudah sejak dini manusia Jawa selalu diberi "piwulang" agar jangan memiliki angan-angan yang terlalu tinggi dan berlebihan ("ojo kedhuwuren penjangka"). Â Juga diajarkan untuk "urip sing sakmadya" atau hidup yang secukupnya, tidak berlebihan.
Baca juga : Eksistensi Majalah Bahasa Jawa ke Mana Sekarang Berlabuh?
Perilaku hidup yang berlebihan dalam pemuasan kenikmatan ini pada akhirnya hanya akan merugikan diri sendiri. Dan bila telah berkeluarga maka keluarganya pun akan terkena pula imbasnya.
podjok pawon, Maret 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H