Media  ramai  saat ini dalam menanggapi doa yang salah dari seorang kyai  sepuh yang kharismatik. Doa yang konon dipanjatkan demi kesuksesan capres 01, keliru dengan mengucapkan nama capres 02. Namun kemudian dijelaskan dan diralat doanya.
Di media  bermunculan  berbagai tanggapan yang berupa tulisan, cuitan sampai meme yang menggambarkan peristiwa tersebut. Baik itu kubu 01 maupun 02, masing-masing menanggapinya dengan berbagai ungkapan. Ada yang mengungkapkan tanggapannya dengan serius, santai, dan adapula yang menanggapinya  dengan nyinyir.
Lalu apa hubungannya peristiwa ini dengan penulis? Tidak ada. Hanya saja penulis pernah juga mengalami langsung kejadian salah membaca doa. Salah membaca doa atau mantra sekaligus lelakunya. Meski bukan penulis yang menjalaninya, tapi penulis  turut andil dalam memberikan penjelasan kepada seseorang tentang doa maupun syarat laku yang harus ditempuhnya agar cintanya tak bertepuk sebelah tangan.
Singkatnya, doa atau mantra yang penulis sampaikan itu tidak benar. Tidak sesuai dengan apa yang dijelaskan Sang  Sesepuh Paguyuban. Laku yang dijalankan pun juga tidak tepat, karena waktu itu penulis hanya berprinsip "yang penting yakin".
Tapi apa hasilnya? Meski  salah dalam membaca doa atau mantra termasuk lelakunya, ternyata  orang yang menjalaninya  itu berhasil menaklukan hati gadis idamannya. Kemana-mana mereka selalu berdua.
Kejadian inilah yang membuktikan bahwa ternyata Tuhan tak pernah salah dalam membalas doa hambanya. Semuanya tergantung niat dan ketulusan dari hati hambanya.
Selebihnya hanya Tuhan yang Maha tahu.
podjok pawon, febuari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H