"Jokowi  Agresif,  Koalisi Partai Pendukungnya Melempem?"
Belakangan ini, Jokowi sebagai capres sekaligus petahana  sering tampil reaktif dalam perhelatan pilpres 2019 ini. Mulai dari blusukannya ke pasar dan memegang tempe yang potongannya besar, sampai dengan kestabilan harga aneka produk bahan pokok kebutuhan dapur lainnya.
Selain itu juga reaktif dalam menanggapi  berbagai isu yang berkembang di dalam masyarakat seperti berita bohong wajah yang bengkak karena operasi plastik diberitakan wajah bengkak karena dihajar orang. Ada selang rumah sakit yang dipakai untuk cuci darah  40 kali, negara ini miskin seperti negara Haiti, negara ini akan punah nantinya, sampai ke hal-hal yang basi seperti isyu keturunan PKI.
Kenapa Jokowi yang biasanya kalem lalu menjadi  reaktif, dan mengapa koalisi partai pendukungnya seperti melempem?  Apakah  mereka ini  terlalu yakin akan menang sehingga santai saja, sebab elektabilitas capres/cawapres 01 ini selalu unggul dibanding pihak lawannya? Atau karena sebab lain, misalnya lebih mementingkan pileg daripada pilpres? Atau ada sebab-sebab lainnya lagi yang tidak terpantau.
Padahal, jika diamati ada beberapa kelompok dalam masyarakat  yang dahulunya berjibaku membela Jokowi pada pilpres 2014, kini berbalik arah meninggalkannya. Entah  mereka itu berubah menjadi pendukung paslon capres 02 ataupun menjadi golput. Entah atas pertimbangan politis ataupun ekonomis mereka menjadi kecewa terhadap Jokowi dan berbalik haluan.
Keadaan seperti ini jelas menguntungkan paslon capres 02. Jika elektabilitas mereka berdua semakin tipis perbedaannya, ditambah militansi sikap pendukung capres 02, bukan mustahil Jokowi akan kalah dalam pilpres 2019 ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H