Duduk terpekur kami berdua
Menatap sang langit diujung cakrawala
Dalam keheningan dan suasana romantika
Tanpa kata dan tanpa bicara
Wahai perempuanku
Mengapa  dirimu hanya diam saja
Dimana rasa cinta dan canda
Yang selama ini selalu hadir di tengah-tengah kita
Semilir sang Bayu membuai jiwa
Diiringi suara terompet  lirih namun bergema
Semerbak aroma jamban mulai terasa
Itukah sang penyebabnya
Kini kusadari, duhai perempuanku
Kecantikanmu tetaplah elok bagiku
Meski  bau kentutmu itu
Membuatku  tak berdaya di sisimu.
Podjok Pawon, Â Maret 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H